Tafsir Al-Quran Surat Muhammad ayat 16-19: Hidayah Allah SWT pada Orang yang Hati dan Fikirannya Terbuka

Hidayah Allah SWT
Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin, Anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Menjawab pertanyaan tentang suami yang jarang memberi pendidikan atau nasehat kepada isteri dan anak-anaknya. Kewjiban suami ada dua: (1) Lelaki adalah pemimpin keluarga, memberi pendidikan, mendidik, menanamkan kebaikan, (2) mencari nafkah dan memnberi infak isteri dan anak-anaknya. Kewajiban isteri juga dua: (1) Taat kepada Allah SWT dan (2) Taat kepada suami, berbasis ketaatan kepada Allah. Maksudnya, isteri juga melaksankan shalat wajib, puasa Ramadhan, serta menjaga pergaulannya, dan taat kepada suami dalam kebaikan, dalam suatu pembagian peran dan tanggung jawab yang lebih harmonis. Ini seakan-akan seperti sesi khutbah pernikahan. Perhatikan Surat An-Nisa’ ayat 34 “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan “nusyuz”, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar”. Insya Allah nanti kita sekeluarga akan masuk surga, dari leluhur hingga anak cucu. Seorang isteri tidak perlu takut bersaing dengan bidadari kelak di surga, minimal menjadi koordinator dari para bidadari. Perhatikan Surat Ar-Ra’ad ayat 22-24, “Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya, dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu”

Menjawab pertannyaan tentang banyaknya fenomena munafik di tengah masyarakat, apakah ini dapat dikatakan sebagai kegagalan dakwah? Bagaimana strategi dakwah yang bagus? Sebenarnya, hal itu tidak dapat dianggap sebagi kegagalan dakwah. Justeru, orang yang tidak berdakwah itu yang gagal. Suami yang tidak mendakwahi isteri dan tidak mendidik anak-nakanya, ini yang gagal. Dakwah itu tugas semua kita kum muslimin, bukan tugas ustadz, bukan tugas kyai, tapi tugas semua kaum muslimin. Orang-orang baik yang diam, justeru akan berdampak lebih bahaya. Orang yang berkuasa atau yang memiliki pengaruh adalah orang-orang yang tidak memiliki kepedulian pada perjuangan islam, yang mempertanyakan majelis taklim dan lain-lain. Fenomena stunting pada anak-anak bukan kesalahan ibu-ibu yang pergi pengajian ke majlis taklim, tapi merupakan tugas pemerintah dan pejabat publik lain. Kita perlu membantu Pemerintah untuk memecahkan persoalan stunting tersebut. Perhatikan Surat An-Nahl ayat 125, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mari kita tutup pengajian kita dengan doa kiffarat majelis. “Subhaanaka allahumma wa bihamdika. Asy-hadu an(l) laa ilaaha illaa anta. Astaghfiruka wa atuubu ilaika”. Demikian catatan ringkas ini. Silakan ditambahi dan disempurnakan oleh hadirin yang sempat mengikuti Ta’lim Bakda Subuh Professor Didin Hafidhuddin tersebut. Terima kasih, semoga bermanfaat. Mohon maaf jika mengganggu. Salam. Bustanul Arifin

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *