PDIP Diingatkan Jangan Congkak soal Pilpres 2024

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Delapan partai politik (parpol) pemilik kursi di parlemen sudah membentuk poros koalisi masing-masing. Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nasdem, dan Demokrat menggagas Koalisi Perubahan. Mereka mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kemudian, Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang belum mengumumkan koalisi Pilpres 2024 maupun tokoh yang bakal dijadikan sebagai capres.

Bahkan, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya enggan berkoalisi dengan parpol pendukung Anies. Terkait hal ini, Dosen Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana Afdal Makkuraga Putra mengatakan bahwa sejak awal PDIP tidak mungkin mendukung Anies.

Karena Anies selalu direspresentasikan sebagai antitesa Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diusung oleh PDIP selama dua periode. “Karena kita melihat bahwa peta hari ini kan enggak mungkin PDIP mendukung Anies, kalau melihat peta hari ini ya,” kata Afdal saat dihubungi, Sabtu (25/2/2023).

Afdal mengakui bahwa simpatisan PDIP ini loyal dan militan. Dia menambahkan, simpatisan PDIP tidak memberikan dukungan berdasarkan popularitas capres semata, melainkan bergerak atas dasar keputusan parpol.

“Tapi kalau hanya mengandalkan suara pendukung saja, tidak cukup, harus mengambil juga dukungan dari parpol lain,” ujar Sekretaris Prodi Magister Ilmu Komunikasi UMB ini.

Maka itu, dia mengingatkan kepada PDIP untuk tidak terlalu percaya diri. “Itulah mengapa PDIP jangan terlalu percaya diri, walaupun suaranya cukup, kursinya cukup, jangan terlalu percaya diri untuk maju sendiri. Itu jemawa namanya,” tegas Afdal.

Walaupun, Afdal melihat bahwa saat ini Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih belum menentukan waktu yang tepat untuk menentukan capres PDIP. Apalagi, dia menilai PDIP dilematis antara pilihan Ganjar Pranowo yang memiliki popularitas tinggi, dengan Puan Maharani yang merupakan putri kandung Megawati.

“Jadi, ini mereka antara dilema dan galaunya PDIP karena mereka punya dua kandidat itu, memaksakan Puan juga menjadi persoalan bagi Megawati, nah ini yang menurut saya akan jadi dilematis, mau dikemanakan Puan kalau dia tak jadi capres, apakah mau dijadikan sebagai Ketum PDIP melanjutkannya,” terang Afdal.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *