عُوْذُ بِعَفْـوِكَ مِنْ عِقَابِكَ وَأَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ جَلَّ وَجْهُكَ لاَ أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ أَقُوْلُ كَمَا قَالَ أَخِي دَاوُدُ: أَعْفِرُ وَجْهِي فِى التُّرَابِ لِسَيِّدِي وَحَقَّ لَهُ أَنْ يَسْجُدَ
Artinya: “Aku memohon perlindungan dengan maaf-Mu dari siksaan-Mu. Saya berlindung dengan ridhaMu dari kemarahan-Mu. Saya berlindung dengan-Mu, dari-Mu Maha agung Dzat-Mu. Saya tidak bisa menghitung pujian atas-Mu seperti Engkau memuji diriMu. Saya berkata seperti saudaraku Dawud berkata: ‘Saya membenamkan wajahku dalam tanah demi Tuhanku dan memang ia berhak untuk bersujud.”
Setelah itu, beliau bangkit dari sujudnya dan berdoa:
أَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي قَلْباً نَقِيًّا مِنَ الشِّرْكِ نَقِيًّا لاَحَافِيًا وَلاَ شَقِيًّا
Artinya: “Ya Allah, karuniakanlah kepadaku hati yang bersih dari syirik, bersih dari sifat cerewet (banyak bertanya), dan jangan jadikan aku celaka.”