Kisah Abu Nawas: Gampang Banget Bohongi Utusan Raja, Lempari Pasir Saja

Kisah Abu Nawas: Gampang Banget Bohongi Utusan Raja
Kisah Abu Nawas: Gampang Banget Bohongi Utusan Raja
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – HUMOR Abu Nawas berawal ketika di mengelabui utusan Baginda Raja Harun Al Rasyid yang datang. Diceritakan suatu hari ada beberapa orang utusan Raja datang menemui Abu Nawas.

Istana menginginkan Abu Nawas hadir di istana. Mereka hendak menanyakan kenapa Abu Nawas menolak perintah Raja ketika hendak diangkat menjadi pejabat qadhi atau hakim istana.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Hai Abu Nawas, kau dipanggil Raja untuk menghadap ke istana,” ujar Wazir utusan Raja, dikutip dari nu.or.id, Jumat (18/3/2022).

“Buat apa Raja memanggilku? Aku tidak ada keperluan dengannya,” jawab Abu Nawas dengan nada santai.

“Hai Abu Nawas, kau tidak boleh berkata seperti itu kepada rajamu,” tegas Wazir.

“Hai wazir, kau jangan banyak cakap. Cepat ambil ini kudaku dan mandikan di sungai supaya bersih dan segar,” kata Abu Nawas sambil menyodorkan sebatang pohon pisang yang dijadikan kuda-kudaan.

Abu Nawas berkelakuan seperti itu agar dianggap tidak waras sehingga Raja tidak lagi memaksanya menjadi qadhi atau hakim. Wazir hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Abu Nawas.

“Abu Nawas kau mau apa tidak menghadap Sultan?” tanya Wazir.

“Katakan kepada Rajamu, aku sudah tahu maka aku tidak mau,” papar Abu Nawas.

Wazir kembali bertanya kepada Abu Nawas dengan rasa penasaran, “Apa maksudnya Abu Nawas?”

“Sudah pergi sana, bilang saja begitu kepada sultanmu,” segera Abu Nawas sembari menyaruk debu dan dilempar ke arah wazir beserta teman-temannya.

Wazir segera menyingkir dari halaman rumah Abu Nawas. Mereka laporkan keadaan Abu Nawas yang seperti tidak waras itu kepada Sultan Harun Al Rasyid.

Tapi dengan geram Sultan berkata, “Kalian bodoh semua, hanya menghadapkan Abu Nawas kemari saja tidak becus! Cepat pergi sana ke rumah Abu Nawas lagi, bawa dia kemari dengan suka rela ataupun terpaksa.”

Wallahu a’lam bishawab.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *