Kultum 30: Empat Kewajiban dan Dua Kali Ampunan Setiap Hari

Kewajiban dan Dua Kali Ampunan
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Ketika kita sudah menyaksikan berbagai kerusakan di suatu negeri, di mana orang yang tidak bersalah dibunuh tanpa ampun. Kita juga saksikan ada pelanggaran hukum dan ketertiban yang jelas, sementara pihak berwenang yang memiliki semua kekuatan untuk mengendalikan situasi dan menghentikan kejahatan tetap diam. Hal ini merupakan situasi bahwa kita sebenarnya telah berbagi kejahatan secara merata.

Demikian juga dengan kaum muslimin yang diberi wewenang sebagai aparat. Mereka juga tidak menghentikan kejahatan di sekitar mereka meskipun mereka memiliki kekuatan untuk melakukannya. Bagi Allah mereka ini sama dengan berbagi perbuatan jahat. Itulah sebabnya dalam sebuah hadits dikatakan bahwa ketika orang tidak melarang kejahatan di sekitar mereka, ketika hukuman turun, itu akan menimpa mereka juga karena mereka bersikap tidak peduli.

Ada empat hal dalam Islam yang wajib dilakukan oleh seorang muslim yang akan mendatangkan keridhaan Allah Subahanhau wata’ala, yaitu (1) Menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah Subahanahu wata’ala, (2) Menghindari perbuatan dosa, (3) Amar ma’ruf, dan (4) Melarang kejahatan atau nahi munkar.

Masing-masing dari kita harus melihat diri kita sendiri dan melihat di mana kita tinggal. Berdasarkan empat kewajiban di atas, kita harus mengambil langkah untuk memperbaiki apa yang ada. Bagi banyak orang, melakukan ibadah mungkin semudah sholat, puasa, zakat, dan sebagainya. Tetapi meninggalkan dosa itu sungguh sulit.

Saat kita dekat dengan agama, kita akan melakukan ibadah dengan mudah, tetapi kita belum tentu bisa meninggalkan dosa. Beberapa macam dosa memang terasa telah lahir bersama kita dan karena itu sulit untuk dihilangkan. Setiap orang memang berbeda, dan tentu juga dalam situasinya yang juga berbeda.

Sebagian orang dapat segera meninggalkan dosa, dan sebagaian lagi tidak dapat terlepas dari dosa sama sekali. Dalam kasus seperti itu misalnya, jika seseorang kecanduan sepuluh dosa, dia perlu pertama-tama melepaskan satu dosa sehari dan perlahan-lahan melepaskan semua dari sepuluh dosa itu.

Ketika kita mencoba untuk melarang kejahatan, kita harus lebih dulu memahami bahwa keadaan setiap orang sama sekali berbeda. Begitu juga keluarganya, dan tidak semua orang dapat didekati dengan strategi yang sama. Kita memang harus membenci dosa, tetapi tidak boleh mempermalukan orang karena dosanya, karena konsekuensinya bisa sangat lebih buruk.

Jadi seseorang harus mencari bantuan untuk mengatasi situasi tersebut. Jangan pernah menunjukkan kemarahan demi diri sendiri yang seolah kita mengutamakan agama untuk itu. Hal ini akan sama dengan marah kepada diri kita sendiri karena makanan yang disajikan kepada kita tidak dimasak dengan benar.

Tetap berpegang eratlah kepada kebijakan ketika menyuruh berbuat baik dan ketika melarang kejahatan. Ada hal-hal utama yang selalu harus kita pegang, jika tidak maka orang yang terlatih pun akan gagal total. Mungkin kita adalah orang yang amat pintar. Tetapi ketika menyangkut akhlaq (perilaku) dan muamalat (transaksi dan atau interaksi), kita akan gagal total.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *