Urgensi Ilmu Tasawuf

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh. Ahmad Himawan

Hajinews.id – Di dalam kitab Hidaayatu Assaalikin karya  syeikh Abdussamad Al falimbani gurunya daripada Imam Nawawi al Bantani  menjelaskan bahwa Ilmu yang wajib  atau termasuk Fardhu ‘ain untuk dipelajari  adalah Ilmu Tasawwuf, beliau mengutif daripada perkataan Seikh Imam As Syadzili qoddasallahu siirohu yang mengatakan bahwa “ barang siapa yang lalai dalam mempelajari ilmu tasawuf ini ia akan mati dalam keadan berdosa sedangkan ia tidak mengetahuinya”. Untuk itu setiap kita wajb mempelajari sampai mati dan tidak boleh puas dengan mencapai satu maqom saja.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Adapun Ilmu yang bermanfaat ( ilmu naafi’) menurut beliau adalah ilmu yang membawa kita kepada Ridha Allah dan membuat diri takut kepada Allah Swt,  menjadikan diri menuju kepada  ketaqwaan ( muttaqien) selain menghasilkan itu maka ilmu yang dipelajari atau  didapat tidaklah akan bermafaat.

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertaqwa /muttaqien ( qs at Taubah: 4)

Tiga karekteristik penuntut Ilmu   

  1. Orang yang belajar (menuntut Ilmu ) dengan niat untuk mendapatkan dunia (perbaikan ekonomi) maka ia termasuk orang yang jahat dan jika ia tidak taubat maka jika mati maka ia mati dalam keadaan maksiat.
  2. Orang yang belajar ( menuntut ilmu) dengan niat biar terkenal, selalu menang debat, diberi penguasa kedudukan agar bisa hidup dalam kemegahan dan kebesaran maka ia termasuk orang yang binasa.
  3. Orang yang belajar karena Allah agar takut dan di ridhaiNya maka ia termasuk karakter orang yang bertaqwa.

Berkaitan dengan poin no 2 muncul perdebatan dengan  istilah ulama Syuu’,  hal ini bukan bearti kita tidak boleh menjadi ulama Istana, sebab  zaman dahulu juga para sultan banyak di dampingi penasehat agama (ulama),   yang di maksud dengan ulama syuu’ jika ulama tersebut menjadikan jubah ilmu agamanya  sebagai alat untuk mendapatkan dunia tadi.

Untuk itu seikh Abdul Shamad mengingatkan  di awal kitabnya agar kembali kepada Niat.

Sesungguhnya segala sesuatu nilai pekerjaan tergantung dengan niat ( al hadist).

Adapun Ilmu yang  Fardu ‘ain ( wajib ) untuk di pelajari, yaitu ilmu Tauhid ( Ushuludin) ilmu syariaat ( fiqh)  dan ilmu bathin ( Tasawwuf) .

Seikh Abdul Samad senada dengan Hujjatul Islam  Imam al Ghazali yang mengataan bahwa  tidak ada dikotomi  ilmu dalam Islam . Ilmu Islam dan Ilmu non Islam, atau ilmu agama dan non agama, semua Ilmu itu Islami dan dipelajari depngan niat untuk menambah ketaqwaan bukan untuk selain itu.

Waalhu ‘alamu bi ashowaab

(disarikan dari kajian kitab hidaayatu salikin, yang di lakukan oleh IPHI Kota Tangerang Selatan tiap hari Senin ba’da Maghrib di awali dengan pelajaran bahasa Arab).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *