Duet Puan-Yusril Mencuat, Berpotensi Menang di 2024?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Duet Puan Maharani sebagai calon presiden (capres) dan dipasangkan dengan cawapres dari Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mengemuka.

Kedua nama itu masuk dinamika politik jelang Pemilu 2024 setelah diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Afriansyah Noor.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Lantas seberapa besar peluang Puan dan Yusril menang jika maju pada Pilpres 2024?

1. Kecil kemungkinan duet Puan-Yusril bisa menang

Melihat adanya dorongan Puan-Yusril, Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas mengatakan, PDI Perjuangan (PDIP) memang membutuhkan partai politik yang berbasiskan islam untuk berkoalisi. Langkah politik itu dinilai supaya memperbesar peluang memenangkan Pilpres 2024 yang akan datang.

Melihat kebutuhan partai berlambang kepala banteng itu, PBB mencoba membangun koalisi dengan menyodorkan Yusril sebagai pendamping Puan. Mengingat nama Puan digadang-gadang jadi salah satu yang dipertimbangkan untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang.

“Sepertinya Yusril Ihza Mahendra ingin memanfaatkan kegalauan Megawati yang sedang mempertimbangkan apakah akan mengusung Puan atau Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024,” tutur dia saat dihubungi IDN Times.

Di sisi lain, keinginan kuat Puan untuk menjadi capres didorong oleh PBB dengan memberikan harapan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. PBB yakin duet Puan dan Yusril akan memenangkan Pilpres 2024 karena Yusril merupakan representasi tokoh luar Pulau Jawa dan juga representasi tokoh Islam.

“Harapannya komposisi nasionalis – religius seperti Joko Widodo dan Ma’ruf Amin akan bisa memenangkan pilpres 2024,” ucap Fernando.

Fernando menilai, Yusril tampak terlalu berharap untuk bisa dipasangkan dengan kader PDIP sebagai cawapres sedangkan partai yang dia pimpin tidak memiliki keterwakilan di DPR RI karena perolehan suara tidak mencapai ambang batas parlemen.

Meski begitu, Megawati akan membuka diri membangun komunikasi dengan semua tokoh dan partai politik termasuk PBB, namun sangat kecil kemungkinan akan menghasilkan kesepakatan untuk menduetkan Puan dengan Yusril sebagai capres dan cawapres.

Fernando mengatakan, Megawati memiliki perhitungan politik yang sangat matang dan tetap mempertimbangkan elektabilitas pasangan capres dan cawapres yang akan diusung walaupun elektabilitas berdasarkan survei hanya salah satu indikator dipakai untuk mengambil keputusan.

“Kalau tetap dipaksakan memasangkan Puan dengan Yusril, peluangnya akan sangat kecil untuk memenangkan pilpres 2024,” imbuh dia.

 

2. Duet Puan-Yusril dinilai bisa pupuskan harapan PDIP hattrick di Pemilu 2024

Sementara itu, Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, menilai duet Puan-Yusril berpotensi merusak harapan PDIP yang menginginkan menang tiga kali berturut-turut alias hattrick.

Sebagaimana diketahui, PDIP telah memenangkan dua kali putaran pemilu secara berturut-turut, yakni 2014 dan 2019. Partai berlambang kepala banteng itu kini berharap bisa menang kembali pada Pemilu 2024 mendatang.

Efriza menilai, pasangan Puan dan Yusril tidak punya kekuatan besar di antara tiga daerah potensial besar pemilih seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Selain itu, pasangan ini diprediksi tak akan menimbulkan antusiasme pemilih. Sebaliknya, duet ini justru akan membingungkan banyak orang karena keduanya jarang menyentuh isu tertentu yang dekat dengan masyarakat.

“Tak adanya lemparan isu yang patut disorongkan kepada masyarakat, sebab keduanya tidak punya segmen isu dari rekam diri masing-masing. Yusril amat dikenal sebagai pakar hukum tata negara semata, tidak punya sisi sensitivitas terhadap suatu masalah tertentu yang berhubungan dengan masyarakat banyak,” ucap Efriza kepada IDN Times.

Oleh sebab itu, dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo ini menilai, wajar jika bukan wacana Puan-Yusril yang menguat di PDIP, tetapi justru ajakan berupa sindiran yang menyuruh Yusril bergabung ke PDIP dan meninggalkan PBB.

Efriza menilai, PDIP akan berisiko besar jika berpasangan dengan Yusril. Peluang hattrick berpotensi lenyap dan justru menguntungkan elektoral PBB.

“PDIP akan berisiko besar jika berpasangan dengan Yusril. Peluang hattrick malah potensial lenyap, malah menguntungkan PBB dari segi elektoral sebab menyumbang peningkatan potensi suara-suara di daerah untuk partai ini,” tutur dia.

 

3. Banyak kelompok Islam ingin Puan-Yusril duet di Pilpres 2024

Meski dinilai peluang kemenangannya kecil, Wakil Ketua Umum PBB, Dwianto Ananias, mengatakan banyak kelompok Islam mendorong duet Puan dan Yusril maju pada Pemilu 2024. Bahkan, duet tersebut kini mulai di deklarasikan di berbagai daerah dan diinisasi oleh kelompok dari kalangan muslim.

“(Duet Puan-Yusril) Ini juga sebetulnya bukan dari kita saja, banyak juga dari kelompok-kelompok kekuatan Islam, ini sudah mulai deklarasi di mana-mana menginginkan Pak Yusril itu bisa tampil, duet dengan Puan,” kata Dwianto saat dihubungi IDN Times.

Lebih lanjut, Dwianto memastikan hasil Rapat Koordinasi Nasional PBB beberapa waktu lalu juga menyerahkan sepenuhnya arah politik 2024 ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Kader PBB juga menginkan agar Yusril sebagai Ketua Umum PBB maju pada Pilpres 2024.

“Hasil rakornas kemarin dan ketetapan muktamar menyerahkan sepenuhnya kepada DPP untuk bicara soal pilpres ini. Terutama semua inginkan Pak Yusril jadi capres atau cawapres,” ujar dia.

Dwianto juga mengatakan, Yusril dan Megawati juga akan segera bertemu untuk membahas koalisi.

“Sebetulnya sudah ada agenda pertemuan dengan Bu Mega,” tandas dia.

 

4. Puan dinilai berkompeten jadi capres

Sementara itu, saat dihubungi IDN Times, Sekjen PBB Afriansyah Noor menilai Ketua PDIP Puan Maharani layak maju sebagai capres pada Pemilu 2024 mendatang.

Dia mengatakan, Puan memiliki kompetensi dan kualitas yang memumpuni sebagai calon kepala negara.

“Jadi Mbak Puan ini sudah punya kompetensi, sudah punya kualitas yang baik,” ucap dia.

Afriansyah menjelaskan, Puan punya segudang pengalaman yang memumpuni sebagai tokoh nasional. Di antaranya, dia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia dan saat ini dipercaya menjadi Ketua DPR RI.

“(Puan) Pernah memimpin kementerian, sekarang dipercaya memimpin DPR RI, kami punya harapan besar dari Bu Puan, makanya kenegarawanannya terukur,” tutur dia.

Di sisi lain, PBB saat ini belum bisa mengusung capres karena terbatas presidential threshold. Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Musyawarah Dewan Partai (MDP) PBB, seluruh kader sepakat mendorong Yusril Ihza Mahendra maju sebagai capres ataupun cawapres di 2024. Oleh sebab itu, Afriansyah menilai, duet Puan dan Yusril di Pilpres 2024 sangat cocok.

“Puan juga ahli hukum tata negara, Pak Yusril juga pernah menjadi anak buah Ibu Mega saat jadi presiden. Ini juga sudah teruji kemampuan Pak Yusril, makanya kami mencoba menitipkan pak Yusril kepada PDIP untuk diambil jadi cawapres yang betul-betul bisa membantu PDIP, dan membangun bangsa negara ini,” ungkap dia.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *