Kultum 35: Dahsyatnya Pahala Syahid Membela Agama Allah

Dahsyatnya Pahala Syahid Membela Agama Allah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.idMati syahid adalah kondisi ketika manusia meninggal dunia dalam keadaan terpuji di jalan Allah Subhanahu wata’ala. Banyak orang yang masih berpikiran bahwa meninggal dunia dalam keadaan syahid adalah mati ketika sedang berjuang di medan perang. Ini tidak salah. Tetapi, kriteria mati syahid bukan hanya itu saja.

Berdasarkan berbagai hadits, meninggal dunia dalam keadaan syahid dapat dikategorikan dari berbagai kriteria yang telah tercantum dalam firman Allah dan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Di sana dijelaskan berbagai keutamaan yang bisa diperoleh dari mati dalam keadaan syahid.

Ada berbagai macam cara Allah memberikan seorang Muslim yang beriman kehormatan berupa mati syahid. Dalam haditsnya, Rasulullah menunjukkan bahwa cara kita menjalani hidup sama pentingnya bagaimana proses kita meninggal dunia. Beliau bersabda, “Ada 7 jenis mati syahid selain orang yang gugur di jalan Allah, di antaranya yakni seseorang yang terbunuh oleh wabah, kondisi tenggelam, radang selaput dada, penyakit perut, korban kebakaran, meninggal di bawah bangunan, dan wanita yang meninggal saat melahirkan adalah syahid” (HR. Abu Dawud).

Karena keterbatasan kultum, berikut akan dijelaskan hanya syahid bagi seseorang yang terbunuh di jalan Allah Subhanahu wata’ala dalam membela agama Allah. Allah berfirman,

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ

اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ

Artinya: Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki (QS. Ali ‘Imran, ayat 169).

فَرِحِيْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۙ

وَيَسْتَبْشِرُوْنَ بِالَّذِيْنَ لَمْ يَلْحَقُوْا بِهِمْ مِّنْ

خَلْفِهِمْ ۙ اَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۘ

Artinya: Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati (QS. Ali ‘Imran, ayat 170).

۞ يَسْتَبْشِرُوْنَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَفَضْلٍۗ

وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ ࣖ

Artinya: Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia dari Allah. Dan sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman (QS. Ali ‘Imran, ayat 171).

Mungkin tidak ada yang lebih agung dari kehidupan yang dijanjikan Allah bagi mereka yang mati syahid membela agama Allah. Allah menjajikan tidak ada lagi kesedihan dan kekhawatiran dari menikmati rizki-Nya yang bersifat jasmani seperti makanan dan minuman dan kelezatan rizki yang bersifat rohani. Inilah kehidupan alam barzah yang lebih sempurna dari kehidupan dunia yang fana ini. Bahkan nabi telah mengabarkan bahwa ruh para syuhada ada dalam perut-perut burung hijau, yang minum dari sungai-sungai surga, makan buah-buahan surga, dan berlindung dalam sangkar sangkar yang digantung di bawah Arasy (HR. Muslim, no. 1887).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *