PDI-P Ungkap Sejumlah Alasan Jajaki Kerja Sama Politik dengan PPP

Puan Maharani (ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) mengonfirmasi soal kemungkinan penjajakan kerja sama politik dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto lantas mengungkapkan sejumlah alasan mengapa partainya menjajaki kerja sama politik dengan PPP.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pertama, PDI-P dan PPP disebut memiliki kesamaan perspektif historis.

“Dalam perspektif historis, PPP kan juga lahir dari fusi beberapa partai, di antaranya NU, PERTI, dan PSII yang juga dekat dengan Bung Karno dan memiliki rekam jejak dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa,” kata Hasto kepada Kompas.com, Senin (6/3/2023).

Kedua, penjajakan kerja sama juga dilihat dari perspektif kultural keagamaan dari kedua partai.

Menurut Hasto, PDI-P dan PPP sama-sama mengusung Islam yang menjadi rahmat bagi semua.

“Dalam perspektif kultural keagamaan, Islam sebagai rahmatan lil alamin yang juga menjadi inspirasi bagi Bung Karno dan Ibu Megawati (Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri) juga menggambarkan keIslaman yang ada di Indonesia,” ujar Hasto.

Di sisi lain, diakui Hasto bahwa Megawati memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh PPP, khususnya KH Ismail Hasan Metareum, Hamzah Haz, hingga Mbah Maimoen.

Lebih lanjut, Hasto juga mengingatkan bahwa PDI-P pernah membangun kerja sama yang baik dengan PPP dalam pemerintahan ketika Megawati menjabat Presiden ke-5, sedangkan Wakil Presiden kala itu adalah Hamzah Haz.

“Dalam kerjasama pemerintahan juga Pak Hamzah Haz menjadi Wakil Presiden Bu Mega dan kerja sama sangat bagus,” kata Hasto.

“Dari kedekatan (kantor), kami bertetangga. Jadi kerja sama dengan PPP sudah terbukti berjalan dengan baik,” ujarnya lagi.

Terakhir, Hasto juga mengungkit bahwa PDI-P dan PPP memiliki kesamaan nasib ketika dikerdilkan oleh rezim Orde Baru.

Menurutnya, pada era tersebut, PDI-P dan PPP sama-sama tak bisa ikut serta sebagai peserta Pemilu 1997.

“Dari sisi solidaritas, senasib sepenanggungan, PDI-P dan PPP sama-sama dikerdilkan oleh Orde Baru yang otoriter,” kata Hasto.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy mengungkapkan, PDI-P mengajak PPP untuk berkoalisi dalam Pilpres 2024 mendatang.

Hal tersebut terjadi ketika Romahurmuziy bertemu dengan Hasto Kristiyanto pada Rabu (1/3/2023) lalu.

Romahurmuziy mengaku, ia membicarakan banyak hal dengan Hasto. Salah satunya membahas mengenai koalisi Pilpres 2024.

“Tentu tidak terhindarkan kita juga membahas kemungkinan-kemungkinan koalisi karena pilpres juga sudah dekat. Ajakan koalisi kepada PPP oleh Mas Hasto sebenarnya sudah lama, sejak Plt Ketum Pak Harso (Soeharso Monoarfa),” ujar Romahurmuziy saat dimintai konfirmasi, Senin.

Romahurmuziy mengungkapkan, PDI-P mengajak PPP berkoalisi karena selalu mengingat amanat dari tokoh NU Maimoen Zubair kepada Megawati Soekarnoputri, di mana PDI-P harus ikut menjaga PPP.

Selain itu, PDI-P dan PPP juga memiliki sejarah dalam hal pencalonan.

Misalnya, seperti ketika Megawati menjadi Presiden ke-5, Wakil Presiden nya adalah Hamzah Haz dari PPP.

Kemudian, contoh lainnya adalah pasangan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah, yakni Ganjar Pranowo-Taj Yasin.

“Alasannya sederhana, amanat almarhum Mbah Maimoen sebelum wafat ke Bu Mega untuk ikut menjaga PPP. Yang kedua, sejarahnya ada zaman Mega-Hamzah maupun yang mutakhir Ganjar-Yasin,” tuturnya.

Walau begitu, kata Romahurmuziy, ajakan PDI-P ini sifatnya masih berupa penjajakan.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *