Hubungan Take and Give elite DJP dan Sri Mulyani Dibeberkan Mantan Menteri Keuangan

elite DJP dan Sri Mulyani
Sri Mulyani
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Fuad Bawazier, mantan Menteri Keuangan era Orde Baru, memperkirakan terbongkarnya kasus Rafael Alun yang bermula dari kasus anaknya Mario Dandy menjadi pandora untuk kasus lain, terutama kekayaan pajak yang luar biasa dan petugas bea cukai

“Berbagai macam analisa dikemukakan mulai dari SMI yang telah kehilangan kepekaan (no sensitivity), telah terlalu lama menjabat, telah merasa menjadi God Father Kemenkeu, dan percaya dirinya sebagai menteri keuangan terbaik di dunia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

SMI merasa sebagai menteri terbaiknya Jokowi sehingga tidak tersentuh, tidak dapat dilengserkan seperti dalam kasus Bank Century ketika Sri Mulyani terpental dan ditampung Bank Dunia untuk dipoles lebih lanjut sebelum dilepas kembali.

Tapi kali ini badai datang dari jajarannya sendiri, dari DJP. Sebenarnya di DJP jauh lebih banyak pegawai yang baik dari pada pegawai yang rusak,” kata Fuad.

Menurut Fuad, hubungan antara DJP dan Sri Mulyani sebenarnya saling membutuhkan. Ia mencontohkan banyak laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) mandek ketika di tangan Sri Mulyani.

“Namun yang jelek-jelek itu lebih berkesempatan untuk konsolidasi dan mengorganisir diri seperti dalam Blasting Ryder Club (Moge Club DJP) yang merupakan Club Elite di lingkungan pajak. Singkat cerita, kelompok elit pajak ini mampu lobby-lobby ke atasan sehingga semua laporan terhadap elit ini tidak di proses, lumpuh, ewuh pekewuh.

Laporan dari BPK dan PPATK tidak diproses, tidak bisa tembus. Elit ini terasa sakti dan semakin merajalela. SMI sebagai God Father membiarkan atau sengaja tidak memproses laporan-laporan tentang mereka.

Why? Karena SMI merasa sudah dekat dengan elit ini dan elit ini penting bagi SMI. Sekurang-kurangnya elit ini tidak cerewet menuntut pemisahan organisasi DJP dari Kemenkeu. Di sini ada take and give antara SMI dan elit DJP,” jelasnya.

Sebagai senior, lanjut Fuad, ia meminta agar Sri Mulyani jangan berpolitik dan mengembalikan sisi profesionalitasnya sebagai menteri.

“Ini adalah sifat politik SMI. Kami para seniornya merasa prihatin. Kami para seniornya meminta agar SMI berlaku profesional saja.

Tapi apa yang kami lihat sungguh sebaliknya, SMI semakin menjadi politisi. Kami ambil beberapa contoh saja,” tegasnya.

Selain itu, Fuad juga membantah bahwa banyak andil besar Sri Mulyani mengembalikan aset-aset milik negara.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *