Menilik Kritik Yusril soal Ideologi Partai Politik, Antara Ada dan Tiada

Kritik Yusril soal Ideologi Partai Politik
partai politik
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Aryo Putranto Saptohutomo

Hajinews.id – Tudingan terhadap mayoritas partai di Indonesia yang mungkin sudah tidak lagi menganut ideologi menjadi sorotan, berdasarkan pernyataan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Yusril, saat ini hanya ada dua partai politik berbasis ideologi di Indonesia, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai bulan bintang (PBB)

“Sementara partai ideologis ini kan cuma tinggal dua, PDI-P sama PBB. Yang lain-lain kan partai pragmatis semua, bukan partai ideologis. Tidak ada akar ideologisnya,” ujar Yusril kepada wartawan, Rabu (8/3/2023).

Yusril menyampaikan hal itu setelah memberikan keterangan sebagai pihak terkait dalam sidang lanjutan uji materi sistem pemilu proporsional terbuka yang berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK).

Yusril menuturkan alasannya mendukung sistem pemilu proporsional tertutup, yakni karena pemilu harus diikuti oleh partai politik sebagai katalisator dari pemikiran pemilih yang majemuk. Orang-orang yang berpikiran sama, diasumsikan membentuk partai politik tertentu berdasarkan pikiran itu.

Sejauh ini, 8 dari 9 partai politik parlemen menyatakan secara terbuka penolakannya terhadap sistem pileg proporsional tertutup. Hanya PDI-P yang secara terbuka menyatakan dukungannya untuk kembali ke sistem tersebut.

“PDI-P sudah mendidik kader-kader, tapi kader-kader ini dikalahkan oleh orang-orang yang kemudian populer, orang yang punya duit,” ujar Yusril.

“Sekarang orang tidak tahu ideologi PDI-P seperti apa, tidak tahu ideologi PBB seperti apa, karena dia terkenal lalu terpilih menjadi anggota DPR dan di DPR dia berpikir semau-maunya sendiri. Ini yang repot,” kata dia.

Dalam keterangannya di MK, ia menganggap bahwa sistem proporsional terbuka yang tidak pro terhadap ideologi partai politik membuat partai politik mengalami kemunduran struktural.

Hal itu terlihat dari fenomena partai politik yang tidak fokus untuk mencalonkan kadernya, tetapi lebih tertarik merekrut orang populer dan berdaya finansial moncer sebagai caleg.

“Kenyataan dari fenomena itu adalah bahwa parpol kita hari ini terbukti tidak menjalankan fungsinya,” ujar Yusril.

Tak sepakat

Beberapa partai politik langsung menanggapi pernyataan Yusril tentang ideologi yang diusung.

Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menilai bahwa semua partai politik di Indonesia adalah perpaduan antara ideologis dan pragmatis.

“Ya, ideologis apa, wong enggak jelas juga ideologis. Jadi semua partai di Indonesia itu perpaduan ideologis dan pragmatis,” kata Baidowi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/3/2023).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *