Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
Hajinews.id – Pada surah Al-Fajr (89) ayat 27 kita temukan istilah Nafs Al-Mutmainnah terdiri atas dua kata; nafs yang berarti totalitas diri, atau keseluruhan diri manusia, meliputi lahiriahnya maupun batiniahnya. Al-muthainnah yang di awali dengan idiom ‘Al’ yang bermakna sempurna, karena ‘Al’ yang terdiri atas huruf Alif dan Lam (ال) di mana Alif mensukun atau menghentikan/ meniadakan/mematikan pergerakan huruf “lam”, sehingga tidak memiliki eksistensi. Sehingga dalam kata ini (Al) yang eksisten cuma “Alif”, di mana huruf ini memiliki kesempurnaan, karena mampu berdiri sendiri ( qiyamuhu bi nafsihi). Dengan demikian Al-mutmainnah memiliki pengertian atau bermakna “sempurna ketenangannya”. Nafs al-mutmainnah dengan demikian menunjuk kepada seseorang yang telah Allah anugerahi ketenangan jiwa hingga mencapai puncak kesempurnaannya.
Demikianlah pengertian yang dikandung oleh firman Allah berikut ini:
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ
yā ayyatuhan-nafsul-muṭma’innah
Wahai jiwa yang tenang!
Q.S Al-Fajr [89] : 27
Allah SWT memanggil hamba-Nya, yang telah dianugerahi-Nya dengan kesempurnaan, berupa jiwa yang tenang; agar melakukan perjalanan kembali kepada-Nya. Sebagaimana ayat selanjutnya;
ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةًۚ
irji‘ī ilā rabbiki rāḍiyatam marḍiyyah
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. (Q.S Al-Fajr [89] : 28)
Pada ayat diatas, terdapat frase radiatam mardiyyah. Yang dapat dijelaskan sebagai berikut;
Radhiatam ini menunjuk kepada para hamba-hamba Allah, (yang telah dianugerahi jiwa yang tenang).
Sementara mardhiyyah ini menunjuk kepada keridhaan Allah bagi para hamba-hamba-Nya (yang telah memiliki jiwa yang tenang tadi itu).
Dengan demikian, Radhiatam mardhiyyah bermakna bahwa keridhaan Allah itu, sesuai dengan keridhaan hamba-Nya. Atau dengan kata lain, indikasi bahwa Allah Ridha, dapat diketahui dengan keridhaan hamba-hamba Allah (para pemilik jiwa yang tenang).