Jalan Anies Menang Pilpres 2024 Bakal Semakin Mulus Jika Duet Ganjar-Prabowo Tak Terwujud

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Jalan Anies Baswedan menang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan semakin mulus bila duet ganjar Pranowo – Prabowo Subianto tak terwujud.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo berpotensi menang jika berduet pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun, ketimbang Prabowo-Ganjar, peluang kemenangan disebut lebih besar jika menempatkan Ganjar sebagai calon presiden (capres), sedangkan Prabowo sebagai calon wakil presiden (cawapres).

“Lebih memungkinkan dan akan lebih memenangkan pertarungan sebenarnya kalau Ganjar capres, Prabowo cawapres. Kan begitu kalkulasi politik statistiknya,” kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (14/3/2023).

 

Prediksi ini bukan tanpa alasan.

Menurut survei berbagai lembaga, Ganjar mengantongi elektabilitas kandidat capres tertinggi dengan angka elektoral tembus 30 persen.

Gubernur Jawa Tengah itu berhasil menggeser posisi Prabowo yang elektabilitasnya kini berada di urutan kedua, berbalapan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Tak hanya itu, PDI-P, partai yang menaungi Ganjar, merupakan parpol pemenang pemilu dua kali berturut-turut.

Pada Pemilu 2019 lalu, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mengantongi 27.053.961 atau 19,33 persen suara.

Jumlah tersebut jauh melampaui Partai Gerindra pimpinan Prabowo yang memperoleh 17.594.839 atau 12,57 persen suara.

“Soal daya adaptasi dan penerimaan publik, dari segi kepartaian, dari figur, tentu PDI-P dan Ganjar jauh lebih diterima oleh publik, terutama dari angka-angka survei, ketimbang Gerindra dan Prabowo,” ujar Adi.

Jika berduet, Ganjar dan Prabowo disebut bakal saling melengkapi.

Prabowo dinilai mampu menutupi kelemahan suara Ganjar di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten.

Sebaliknya, Ganjar unggul di sejumlah daerah yang tak dikuasai Prabowo seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

“Dan dari berbagai simulasi kalau Ganjar dipasangkan dengan Prabowo Subianto tak ada lawan yang bisa sepadan dan bisa dipastikan bisa menang,” kata Adi.

Namun demikian, Adi bilang, sulit mewujudkan duet keduanya.

Pasalnya, kedua partai sama-sama ingin mengusung kader masing-masing sebagai capres.

Sejak lama, Gerindra telah mengumumkan keinginannya mengusung sang ketua umum, Prabowo Subianto, sebagai capres.

Buat Gerindra, Prabowo adalah capres harga mati.

Sementara, meski belum menyebut sosok tertentu, PDI-P juga telah menegaskan bakal memajukan kader partai banteng sebagai calon RI-1.

Oleh karenanya, menurut Adi, wacana menduetkan Prabowo dengan politisi PDI-P Ganjar Pranowo pada pemilu mendatang terbilang mustahil.

“Nggak mungkin membangun koalisi antara PDI-P dan Gerindra kalau dua-duanya sama-sama ngotot sebagai capres. Mesti ada negosiasi, mesti ada kompromi politik yang paling memungkinkan,” tutur dia.

Adapun wacana duet Prabowo-Ganjar datang dari elite Gerindra.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan, partainya berpeluang mendukung Ganjar pada Pilpres 2024.

Asalkan, kata dia, dalam kontestasi itu Ganjar dipasangkan dengan Prabowo Subianto, sebagai calon wakil presiden.

“Ya saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden,” kata Hashim saat ditemui di Gedung Joang’ 45, Jakarta, Ahad (12/3/2023).

Menurut Hashim, sudah selayaknya Prabowo menempati kursi capres dan Ganjar di posisi cawapres.

Sebab, menurutnya, Prabowo lebih berpengalaman dari Ganjar.

“Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan,” imbuh dia.

Menanggapi usulan tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya mendorong kader internal untuk maju sebagai capres.

Sebagai partai pemenang pemilu, PDI-P enggan “hanya” memajukan kadernya di posisi calon RI-2.

“Ya, kader dari PDI Perjuangan (harus capres), sebagai partai pemenang pemilu dengan kepercayaan rakyat dua kali berturut-turut tentu saja kami akan mengusung calon presiden,” kata Hasto di Sentul, Jawa Barat, Senin (13/3/2023).

 

Survei Litbang “Kompas”: Pendukung Jokowi yang Akan Pilih Ganjar Lebih Banyak dari Prabowo

Hasil survei yang dilaksanakan Litbang Kompas pada Januari 2023 mencatat pada kelompok responden pemilih Joko Widodo (Jokowi) lebih cenderung memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.id, Senin (13/3/2023), survei mengungkapkan, sepertiga lebih dari pemilih Jokowi lebih dekat secara elektoral dengan sosok Ganjar Pranowo.

Jumlah ini setara dengan 36,7 persen pemilih Jokowi yang cenderung memilih Ganjar Pranowo.

Kondisi kecenderungan ini relatif bukan hal baru.

Sebab, jika digabung dengan tiga survei sebelumnya, nama Ganjar rata-rata mendapatkan dukungan sepertiga lebih dari kelompok pendukung Jokowi.

Selain Ganjar, nama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto juga memiliki kecenderungan yang sama.

Walaupun rata-rata dukungan pemilih Jokowi ke Prabowo ini tidak sebesar kepada Ganjar, yakni hanya 15 persen, angka dukungan ini relatif stabil di bawah Ganjar.

Artinya, preferensi pilihan politik dari simpatisan Jokowi relatif lebih banyak tertuju pada Ganjar dan Prabowo.

Hal ini semakin bisa menjelaskan banyaknya spekulasi yang kemudian mengarahkan pada dua nama tokoh sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Terlebih lagi, sejumlah pihak memandang kedua nama ini sebenarnya sudah masuk dalam radar dukungan dan restu Jokowi untuk menjadi sosok yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan kepresidenan lima tahun ke depan.

Selain itu, momen akrab antara Presiden Jokowi bersama Ganjar dan Prabowo saat meninjau panen raya di ladang sawah Ambal, Kabupaten Kebumen, Jateng, pekan lalu juga menjadi sorotan publik.

Banyak pihak kemudian meyakini bahwa pertemuan akrab ketiganya sebagai sinyal politik Jokowi untuk mendukung pasangan Ganjar-Prabowo dalam Pilpres 2024.

Adapun survei dilaksanakan Litbang Kompas pada 25 Januari-4 Februari 2023 dengan melibatkan 1.202 responden.

Para responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.

Menggunakan metode ini pula pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error penelitian +/- 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

 

Nasdem Ingin Cawapres Anies Bisa Menangi Suara di Jateng-Jatim

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menginginkan figur calon wakil presiden (cawapres) yang bisa memenangi suara di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ia mengatakan, syarat itu menjadi yang terpenting untuk menemani Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) dalam kontestasi elektoral mendatang.

“Sederhana kok, Anies ini menang di mana, kalah di mana? Kalau kemudian Anies menangnya di luar (Jawa), kalahnya di Jawa Tengah, Jawa Timur? Ya cari orang Jawa Timur atau Jawa Tengah,” papar Ali saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/3/2023).

Selain itu, ia juga menuturkan, figur cawapres Anies harus berpengalaman di pemerintahan. “Supaya negeri ini terurus dengan baik,” kata dia.

Namun demikian, Ali enggan membicarakan lebih lanjut soal nama-nama figur cawapres yang muncul, seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), maupun Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.

“Nasdem tidak tertarik membicarakan orang. Nasdem lebih tertarik bicara tentang kriteria. Kalau bicara tentang orang, nanti kita subyektif,” sebut dia.

Menurutnya, yang paling penting saat ini, bakal Koalisi Perubahan duduk bersama untuk mendiskusikan kekuatan masing-masing dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Memenangi kontestasi sangat ditentukan bagaimana kita mengatur pasangan ini sehingga kemudian saling melengkapi,” imbuh dia.

Diketahui hingga kini Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum mendeklarasikan Koalisi Perubahan.

Walau begitu, ketiga parpol telah memberikan dukungan secara resmi pada Anies sebagai capres.

Anies sendiri belum menentukan siapa figur yang bakal dipilihnya untuk menjadi cawapres.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *