Kisah Abu Nawas: Ditawari Jadi Menteri, Abu Nawas Malah Konsultasi ke Burung

Abu Nawas Malah Konsultasi ke Burung
Abu Nawas Malah Konsultasi ke Burung. Foto: pixabay
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – ABU Nawas mendengar kabar bahwa Baginda Raja berencana merombak kabinet. Secara informal Baginda Raja juga pernah mengatakan kepada Abu Nawas akan menempatkan dirinya di salah satu jabatan kementerian.

Seperti diketahui, Abu Nawas sangat tidak suka jabatan. Baginya, jabatan adalah musibah. Apalagi jabatan menteri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Semasa hidup, ayah Abu Nawas yakni Syekh Maulana adalah seorang kadi atau hakim. Ketika Syekh Maulana wafat, Baginda Raja ingin menunjuk Abu Nawas sebagai penggantinya.

Kala itu Abu Nawas tidak berani menolak sehingga ia berlagak gila. Akibatnya, gagallah rencana Raja. Begitu sudah dianggap waras, maka Raja mengangkat Abu Nawas menjadi semacam staf khusus. Jabatan tinggi tanpa pekerjaan yang njelimet.

Mengapa Abu Nawas menolak jabatan? Ini karena pesan ayahnya ketika sakit parah. Kala itu sang ayah memanggil Abu Nawas. “Hai anakku, aku sudah hampir mati. Sekarang ciumlah telinga kanan dan telinga kiriku.”

Abu Nawas segera menuruti permintaan terakhir ayahnya. la cium telinga kanan sang ayah, ternyata berbau harum, sedangkan yang sebelah kiri berbau sangat busuk. “Bagamaina anakku? Sudah kau cium?”

“Benar ayah!”

“Ceritakankan dengan sejujurnya, baunya kedua telingaku.”

“Aduh Ayah, sungguh mengherankan, telinga Ayah yang sebelah kanan berbau harum sekali. Tapi yang sebelah kiri kok baunya amat busuk?” ujar Abu Nawas.

“Hai anakku Abu Nawas, tahukah apa sebabnya bisa terjadi begini?”

“Wahai ayahku, cobalah ceritakan kepada anakmu ini.”

Berkata Syekh Maulana, “Pada suatu hari datang dua orang mengadukan masalahnya kepadaku. Yang seorang aku dengarkan keluhannya. Tapi yang seorang lagi karena aku tak suka maka tak kudengar pengaduannya. Inilah risiko menjadi Kadi. Jika kelak kau menjadi Kadi maka kau akan mengalami hal yang sama, namun jika kau tidak suka menjadi Kadi maka buatlah alasan yang masuk akal agar kau tidak dipilih sebagai kadi oleh Raja Harun Al Rasyid.”

Nah, itulah sebabnya Abu Nawas pura-pura menjadi gila dalam menolak permintaan Raja menjadi kadi. Seorang kadi atau penghulu pada masa itu kedudukannya seperti hakim yang memutus suatu perkara.

Walaupun Abu Nawas tidak menjadi kadi namun dia sering diajak konsultasi oleh sang Raja untuk memutus suatu perkara. Bahkan, ia kerap kali dipaksa datang ke istana hanya sekadar untuk menjawab pertanyaan Raja yang aneh-aneh dan tidak masuk akal. Jabatan Abu Nawas ya semacam staf khusus itu.

Nah, kini bagaimana cara menolak permintaan Baginda agar dirinya menjadi menteri, membuat Abu Nawas bingung. Salah satu jalan adalah menghindar bertemu Raja. Abu Nawas bersembunyi di rumah. Kepada istrinya dia berpesan, jika ada utusan Raja datang, “Katakan saya sedang uzlah di gunung.” Uzlah adalah mengasingkan diri.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *