Ketika Kepala BNPT Didaulat Kultum di Masjid At Tabayyun

Kepala BNPT Didaulat Kultum di Masjid At Tabayyun
Kepala BNPT Didaulat Kultum di Masjid At Tabayyun
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Ilham Bintang

Hajinews.id – Ada tiga golongan manusia yang amal puasanya tidak akan diterima Allah SWT. Bahkan malaikat Jibril sendiri yang meminta khusus kepada Allah SWT agar menolak ibadah puasa tiga golongan itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rasulullah SAW pun “dilibatkan” oleh  Jibril untuk mengamini doanya ini.

  1. Anak yang durhaka kepada ibu bapaknya.
  2. Istri yang durhaka kepada suaminya.
  3. Muslim yang tidak mau memaafkan sesama saudaranya muslim.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Komjen Rycko Amelza Dahniel

Sabtu (8/4) malam mengangkat  kisah itu dalam kuliah tujuh menit (kultum) di Masjid At Tabayyun, Taman Villa Meruya, Jakarta Barat. Ia sendiri mengawali kultumnya dengan menyitir surat QS Al Baqarah :183 mengenai perintah berpuasa.

Acara Tahlilan

Malam itu, sedianya Komjen Rycko akan menghadiri tahlilan di rumah duka almarhumah Ibu Widi Astutik binti Miswandoko, istri Wakapolri Komjen Pol Prof. Dr. Gatot Eddy Pramono, M.Si yang wafat Jumat (7/4) petang  di Singapura.

Sebelum ke rumah duka ia mampir  di Masjid At Tabayyun untuk Salat Isya. Jarak masjid dengan rumah duka memang hanya sekitar 300 meter.

Di sisi lain, menyadari  kehadiran Komjen Rycko di tengah mereka, jemaah  masjid pun langsung mendaulat Kepala BNPT itu   untuk sekalian mengimami Salat Isya dan mengisi acara kultum disela Salat Tarawih malam itu.

Saya membisiki pejabat baru BNPT yang baru  dilantik 4 April lalu soal aspirasi  jemaah itu.

” Karena ini  perintah, apa boleh buat harus dijalani,” guraunya kemudian di atas mimbar. Menyimak kultum dan bacaan surat saat mengimani Salat Isya, tak berlebihan jika Rycko dijuluki  sebagai Jendral Soleh.

Jendral polisi berprestasi

Suami Hj. Yudaningrum, S.E.

dan ayah tiga anak : Ipda Muhammad Yudisthira Rycko, S.Tr.K, Nada Salsabila Rycko, S.Ked, dan  Aisyah Fahira Rycko itu dikenal luas sebagai polisi berprestasi. Ia termasuk perwira polisi yang pernah mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.

Rycko mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, dan Idham Azis.

Pria kelahiran Bogor 14 Agustus 1966 ini merupakan lulusan terbaik Akpol 1988 dan berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan terakhirnya adalah Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri sebelum dilantik Presiden Jokowi menjadi Kepala BNPT, 4 April lalu.

Rycko juga merupakan lulusan Magister (S2) Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia pada tahun 2001, Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia pada tahun 2008 dengan predikat Cum Laude dan diangkat sebagai Guru Besar dalam jabatan Profesor dibidang ilmu Kajian Ilmu Kepolisian pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) sejak tanggal 1 Agustus 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *