Daftar Donatur Palestina
Hajinews.id – Wajar jika masyarakat bertanya-tanya bagaimana orang pada zaman dahulu bisa menentukan awal syawal Idul Fitri. Kali ini Gus Baha mencoba menjelaskan hal tersebut dalam ceramahnya.
Santri Gayeng melalui channel YouTube Gus Baha beberapa waktu lalu memberikan ceramahnya menjelaskan bagaimana masyarakat pada zaman dahulu dapat menentukan awal Syawal.
Seperti yang kita ketahui, teknologi di masa lalu mungkin tidak secanggih dan sesempurna saat ini. Bagaimana orang menentukan awal Syawal Idul Fitri?
Gus Baha mengungkapkan, jika hanya dengan mengamati bentuk bulan orang zaman dahulu bisa menentukan awal syawal Idul Fitri.
Pada ceramahnya itu, Gus Baha sempat menceritakan tentang sosok sang kakek yang merupakan seseorang dengan ilmu agama dan pengetahuan tergolong luas serta tinggi.
Menurut kisahnya, Gus Baha mengatakan dengan cara melihat rembulan maka keputusan bisa diambil, terlebih kalau terjadi perbedaan pendapat.
“Misalnya menurut Mustofa awal Ramadhan itu hari Ahad, menurut Rukhin hari Senin, dan menurut Mas Abu hari Selasa. Bagaimana menyikapi hal ini?Sama-sama Islam kok berbeda? Memangnya kalau sama-sama Islam pikirannya harus sama?” ungkap Gus Baha.
Gus Baha menjelaskan jika da beberapa orang enggan mendalami teori falak. Menurutnya secara teori falak, Allah membuat bulan bisa dalam kurun waktu 29 hari atau pun 30.
Gus Baha merefleksikan kembali ilmu dari sang kakek buyut jika sebenarnya mudah untuk menentukan awal syawal dan juga Hari Raya Idul Fitri.
“Orang yang meributkan hal itu, disuruh saja melihat tanggal 15. Sekarang dihitung saja. Cobalah kalian percaya ilmu, model awam saja, tidak perlu belajar falak. Cari saja tanggal 15 dimulai dari hari Ahad (Minggu), hitung saja!” imbuhnya.
Usai menghitung secara awam, Gus Baha mengungkapkan jika nantinya akan memperlihatkan hasil.
