Ini Jawaban Gus Baha, Mengapa Lailatul Qadar Tidak Harus Malam Yang Ganjil?

Mengapa Lailatul Qadar Tidak Harus Malam Yang Ganjil?
Gus Baha
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Umat Islam yang meyakini bahwa malam Lailatul Qadar jatuh pada malam dengan tanggal-tanggal ganjil, khususnya sepuluh hari terakhir Ramadan, pasti tahu. Inilah jawaban Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim, Mengapa Lailayul Qadar tidak harus pasti jatuh pada malam yang ganjil?

Ketika malam Lailatul Qadar tiba, apakah pasti akan menjadi malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan seperti yang diyakini umat Islam hingga saat ini? Sebuah pertanyaan yang sering dilontarkan di forum-forum kajian Islam, dalam pengajian -pengajian dan juga di berbagai lini atau akun media sosial.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Seperti dilansir pada kanal YouTube Kajian Cerdas Official, Gus Baha menyatakan jika malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan, Gus Baha menyatakan bahwa setiap malam Ramadan harus dianggap sebagai malam Lailatul. Kadar

“Anggap aja malam Lailatul Qadar datangnya gak harus malam ganjil yang bilang harus ganjil itu siapa? Aneh-aneh aja,” kata Gus Baha dalam akun Youtube Kajian Cerdas Official tadi, mempertanyakan kepada publik.

Dijelaskan Gus Baha, malam Lailatur Qadar itu datangnya mulai awal bulan Ramadan. Malam Lailatul Qadar, sebagaimana dia katakana mulai awal bulan Ramadhan. Bahkan, menurutnya ada ulama yang menyebutkan malam Lailatul Qadar mulai bulan Syaban.

“Orang saya sering dapat lailatul Qadar kadang bulan Maulud kadang Dzulhijjah,” ungkapnya lagi. Ulama ahli tafsir Alquran tadi juga mengatakan, orang yang menganggap malam Lailatul Qadar itu hanya ada pada bulan Ramadan, diibaratkan orang susah yang hanya punya uang setiap dapat THR.

“Kalo orang dekat dengan Allah, ya bulan Syawwal, Dzulqaidah, Dzulhijjah ya dapet Lailatul Qadar,” tambahnya. Menurut penuturan Gus Baha, Lailatul Qadar itu malam diturunkannya Alquran. Jadi bukan hanya pada bulan Ramadan saja, karena Nabi (Muhammad) itu mendapat wahyu sepanjang bulan.

“Alquran itu turun Ramadan aja atau pernah juga turun di bulan Syawwal?” tanya KH Ahmad Bahauddin Nursalim, dimaksud untuk meyakinkan pernyataan yang telah diuraikan sebelumnya.

Gus Baha memberikan contoh, wahyu terakhir turun tanggal 9 Arofah, bulan Dzulhijjah. Namun demikian, kenapa hal ini bukan menjadi hal yang perlu diperdebatkan. Menurutnya, terlalu memikirkan hal ini malah meribetkan diri sendiri. Contohnya, perkara Nuzulul Quran dengan Lailatul Qadar tadi.

“Nuzulul Quran itu yang resmi tanggal berapa menurut kitab? Tanggal 17 Romadhan, Lailatul Qadar yang resmi berapa? 21, jadi Lailatul Qadar apa? Malam diturunkannya Alquran, jadi tanggal berapa? Lho kan,” ungkapnya disambut gela tawa jamaah yang menghadiri kajiannya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *