Dua Makna Safari Senyap Anies Baswedan di Jatim

Safari Senyap Anies Baswedan di Jatim
Safari Senyap Anies Baswedan di Jatim
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Makna kedua, menurut Eksan, adalah meneguhkan kembali ikatan kultural yang lama terbangun dan menjadi bagian dari sejarah personal Anies di Jawa Timur. “Pak Anies ini ini secara kultural amaliahnya nahdliyin banget seperti kebiasaan beliau berkunjung ke beberapa daerah dengan berziarah ke makam para tokoh dakwah atau tokoh syiar Islam,” katanya.

Ini membalik anggapan yang seringkali mengaitkan Anies dengan gerakan Islam transnasional. “Dia selalu jadi sasaran. Satu sisi dituduh wahabi, satu sisi dituduh syiah. Mana ketemu wahabi dan syiah? Itu kan dua ideologi yang bersaing secara sosial dan politik. Beliau menegaskan, bahwa paham keagamaannya adalah ahlussunnah wal jamaah. Mana ada wahabi suka ziarah?” katanya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ideologi ahlussunnah wal jamaah ini semakin tampak jika merunut jejak keluarga besar Anies, sebagaimana diakui mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqiel Siradj. Anies adalah keturunan dari keluarga pendakwah dan pahlawan nasional. “Komitmen kebangsaannya tak perlu diragukan. Tak perlu diragukan keberpihakannya terhadap bangsa ini,” kata Eksan.

Eksan melihat safari ini merupakan bagian dari upaya mendekatkan kultur Anies dengan pemikiran kalangan pesantren. Anies adalah generasi kelima keluarga Baswedan di Indonesia. Kakek buyutnya, generasi pertama Baswedan, Umar Baswedan diakui memiliki kontribusi terhadap dakwah Islam di Indonesia, terutama di Jawa Timur.

“Beliau (Umar Baswedan) tinggal di Ampel, Surabaya. Jadi leluhur Pak Anies ini adalah orang Jawa Timur. Abdurrahman Baswedan lahir di Ampel. Tapi karena situasi perjuangan saat itu, terutama pada saat perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta, Abdurrahman Baswedan tinggal di Yogya bersama keluarganya, sehingga diidentikkan dengan Yogya,” kata Eksan.

Anies sendiri lahir di rumah ibunya, di Kuningan, Jawa Barat. “Jadi keluarga besar beliau hidup dan tinggal di Ampel, Surabaya. Kemudian era transisi kemerdekaan tinggal di Yogyakarta, dan beliau lahir di Kuningan. Jadi akar kultur beliau adalah Jawa secara umum. Beliau berbicara bahasa Jawa halus bagus sekali,” kata Eksan.

Dua makna ini membuat safari senyap Anies ini tak bisa dipandang sebelah mata oleh para kompetitor politiknya. Menurut Eksan, Anies adalah sosok yang banyak disalahpahami. Dengan memperkuat kembali memori tentang jejak sejarah keluarganya di Jatim, Anies tengah menaklukkan kesalahpahaman itu. [wir]

***
Komunitas Da’wah Istiqomah Surabaya

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *