Dalam hal berbagi, orang seperti ini sering mendapatkan “stereotyping” sebagai orang pelit, banyak duit tapi penuh perhitungan. Saya menyebutnya stereotyping, karena tidak bisa digeneralisasi. Ada begitu banyak orang dengan tipe ini, juga memiliki karakter berbagi yang sangat baik. Sesibuk-sibuknya, tetap mengingat perlunya menyisihkan kelebihan harta bagi yang berhak.
Pertanyaan menarik menurut saya, apakah orang dengan jenis kedua akan bergerak naik ke jenis pertama sebagai quadran tertinggi dalam konsep kesejahteraan hidup? Menurut saya, bisa ya bisa tidak. Bisa ya, karena bisa saja orang seperti ini memiliki obsesi dengan kerja kerasnya: muda kerja keras, tua kaya raya, mati masuk surga. Bisa juga tidak, karena orang suka bekerja keras adalah karakter. Mereka merasa sakit kalau tidak bekerja. Waktu istirahat-pun masih dipakai bekerja. Kita sering menyebut karakter seperti ini sebagai “workoholic,” kecanduan kerja.
Untuk tipe ketiga dan keempat, kita lanjutkan pada edisi berikutnya, anggaplah sebagai strategi mengatur defesit ide untuk beberapa hari kedepannya. Bukan itu saja, tipe ketiga dan keempat perlu saya tata sebaik mungkin penggambarannya, supaya tidak menimbulkan ketersingungan diri, saya menulisnya dan saya menyinggung diri sendiri. Karena sepertinya saya berada pada salah satu dari dua jenis terakhir ini.