Disway: Safari Tsinghua

Safari Tsinghua
DAHLAN ISKAN jalan-jalan di kampus Tsinghua University bersama mahasiswa asal Indonesia. -Foto- Harian Disway-
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



“Anda-Anda ini orang pilihan. Banyak mahasiswa Tiongkok sendiri hanya bisa mimpi untuk  masuk Tsinghua,” ujar teman saya dari Beijing yang saya ajak buka puasa. Mereka pun tepuk tangan. Saya bangga melihat antusiasme mereka untuk menjadi alumni Tsinghua.

Saya tiba satu jam lebih awal dari jadwal buka puasa. Saya ingin diajak keliling kampus. Saya begitu ingin melihat kebesaran nama universitas ini. Memang ini kali pertama saya ke Tsinghua.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Mau naik sepeda atau motor listrik?” tanya Lutfiya.

“Jalan kaki saja,” jawab saya.

“Kuat?”

“Kampus ini kan datar. Dua hari lalu saya naik ke puncak Huangshan,” jawab saya.

Lutfiya sendiri punya sepeda. Dia beli sepeda setelah satu minggu tiba di Tsinghua. Kali pertama ke Beijing dulu, 1986, saya juga beli sepeda. Tahun itu nyaris belum ada mobil di Beijing. Jalan-jalan penuh sepeda.

Lutfiya beli sepeda karena kampus ini besar sekali. Kalau berjalan kaki bisa-bisa tidak bisa mengejar pelajaran di kelas yang berbeda.

Tentu saya diajak ke gerbang tua Tsinghua. Yang Anda sudah tahu: banyak orang berfoto di situ. Tulisan di gerbangnya seperti bukan gerbang universitas: 清华园。Taman Qing Hua.

MENU sate kambing ala Xinjiang menjadi andalan buka puasa bersama mahasiswa Tsinghua University asal Indonesia.-Foto: Harian Disway-

Dulunya lokasi ini memang taman bunga istana kekaisaran dinasti Qing. Diubah jadi universitas di tahun 1911. Inilah universitas yang dibangun oleh Amerika sebagai penebusan kesalahan negara-negara Barat. Sebelum. Itu mereka telah menjarah harta kerajaan kuno yang tak ternilai harganya.

Karena itu bentuk gedung-gedung di kampus ini sangat Amerika. Penempatan gedungnya pun mirip seperti universitas besar di Amerika. Tamannya luas. Indah. Ada bukit-bukit kecil yang kelihatannya bukit buatan. Ada danau. Ada jogging track. Air mancur. Plaza. Pohon-pohon besar.

Berada di dalam kampus Tsinghua tak bedanya dengan di Stamford atau di Harvard dan MIT. Apalagi kesejukan udara di bulan April membuat musim semi berbunga dan berdaun.

Anda sudah tahu: ada perang opium di pertengahan 1800-an. Kekaisaran Tiongkok kalah. Barat boleh menguasai kawasan manapun dan melakukan apa pun.

Maka tanah Tiongkok dikapling-kapling. Tianjin sampai Beijing dan sekitarnya dikuasai Amerika. Shandong dan sekitarnya Jerman. Guangzhou dan sekitarnya Prancis. Ujian dan sekitarnya Jepang. Harbin sampai Dakian untuk Rusia. Waktu itu Jepang dan Rusia bergabung di aliansi Barat. Inggris dapat wilayah… saya lupa.

Di zaman inilah terjadi apa yang dalam literatur disebut zaman perampokan dan penjarahan harta termahal Tiongkok: emas, berlian, mahkota raja, benda-benda kuno…

Zaman itu juga menimbulkan kebencian yang meluas di masyarakat. Apalagi taman-taman besar diberi pengumuman yang sangat merendahkan harga diri mereka. Anjing dan Tionghoa dilarang masuk.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *