Petugas Partai, Anies, dan All The President’s Men

Petugas Partai
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Hajinews.id – TEKA teki siapa calon presiden dari partai terbesar Indonesia, PDI Perjuangan terjawab sudah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tiga hari lalu, Megawati memberi hadiah lebaran kepada anggota dan pendukung PDI perjuangan, dengan mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden RI ke 8 yang akan bertanding pada 2024.

Hadiah lebaran itu juga memberikan kegembiraan kepada pendukung Ganjar non- PDI Perjuangan yang telah lama menantikan keputusan itu.

Pengumuman Megawati memberikan signal kuat kepada publik bahwa pecapresan Ganjar, bukanlah Ganjar versi Jokowi.

Ia mengumumkan kepada publik tentang Ganjar versi Megawati, dengan garis penjelas kasus U20 Tim Piala Dunia Israel.

Sulit untuk dibantah, frasa “petugas partai” yang digunakan oleh Megawati selama ini kepada Jokowi selama 9 tahun, terlihat kepada publik antara ya dan tidak.

Ketidaksukaan Megawati kepada “tsar politik dan ekonomi” pemerintahan Jokowi- Luhut Binsar Panjaitan selama 9 tahun, kini segera akan selesai.

Jokowi dalam banyak hal harus segera “disconnected” dengan elemen-elemen yang tidak disukai oleh Megawati, termasuk Luhut.

Jokowi harus Fokus kepada pemenangan Ganjar.

Apa yang terlihat hari ini adalah masa pasca-Jokowi telah mulai terjadi jauh hari sebelum pelantikan presiden baru pada November 2024.

Tidak salah untuk mengatakan, bahkan masa itu telah terjadi jauh hari sebelum terpilhnya presiden baru pada Februari 2024.

Jika sebelumnya PDI Perjuangan dalam banyak hal yang akan mengikuti tarian Jokowi, kini justeru Jokowi yang harus menuruti tarian PDI Perjuangan.

Dari status petugas partai pada awal 2014, kemudian ‘menguap,” karena ia mengembara selama sekitar 9 tahun, kini Jokowi kembali menjadi petugas partai.

Ia tidak punya pilihan lain.

Ia tidak punya “rumah” atau “benteng” pascaberakhirnya masa jabatannya.

Tidak seperti Pak Harto yang berasosiasi dengan TNI, Gus Dur dengan NU, dan SBY dengan Partai Demokrat.

Rumah politik Jokowi setelah kekuasaannya berakhir hanya PDI-Perjuangan, itupan jika ia bertingkah baik.

Itupun jika ia jika ia “patuh”, terutama jika ia meninggalkan semua hal yang mengecewakan Megawati selama ini.

Praktis Jokowi, kini telah menjadi “lamb duck”- bebek lumpuh, sebelum waktunya.

Kenapa ia harus menjadi “lamb duck”? Karena taruhannya besar sekali, jika ia bertindak lebih dari itu.

Lupakan pengaruhnya terhadap Ganjar, jika ia terpilih, apalagi kalau yang terpilih bukan Ganjar.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *