Petugas Partai, Anies, dan All The President’s Men

Petugas Partai
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Lupakan keberlanjutan sejumlah kebijakannya selama ini, seperti kasus kereta api cepat Bandung-Jakarta, masa depan Ibu Kota Negara-IKN, dan lupakan sejumlah kebijakan lain, yang masih menuai masalah sampai hari ini.

Taruhan Jokowi yang paling besar hari ini adalah kelanjutan “dinasti”nya lewat Gibran-calon gubenur Jawa Tengah, Kaesang, calon wali kota Depok, dan Boby Nasution, calon gubernur Sumatera Utara.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dan itu semua, tidak akan pernah mungkin, dan tak akan pernah bisa, kecuali lewat PDI-Perjuangan.

Itu artinya, kombinasi antara petugas partai dan lamb-duck akan menjadi ciri keseharian Jokowi sampai dengan pelantikan presiden pada November 2024.

Hitung-hitungan Cawapres Ganjar

Apakah Jokowi sangat berpengaruh dalam penentuan calon Wapresnya Ganjar?

Ya, tetapi tidak sangat.

Berbeda dengan koalisi perubahan yang walaupun PKS, dan Partai Demokrat mengajukan calonnya, ketiga partai pendukung Anies memberikan kebebasan kepada Anies untuk menentukan siapa pendampingnya.

Berbeda dari koalisi perubahan, dipastikan, sama halnya dengan penentuan capres PDI Perjuangan, wacapres Ganjar pun akan sepenuhnya berada di tangan Megawati.

Di balik semua itu, semua calon wapres Ganjar, tetap saja orang-orang yang selama ini dikenal sebagai orangnya Jokowi.

Sebut saja Erik Thohir, Sandiaga Uno, Mahfud MD, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Mahfud MD, dan bahkan Prabowo Subianto sekalipun.

Siapapun yang akan dipilih oleh Megawati, tetap saja nama-nama itu yang selama ini dekat dan sering disebut oleh Jokowi.

Bahwa kemudian setelah dipilih, segera saja Jokowi akan ditinggalkan, terutama para pemuka  partai seperti Prabowo atau Muhaimain Iskandar, itu perkara lain lagi, kalau memang terjadi.

Mungkinkah skenario dua calon akan terwujud, seperti yang sering dilontarkan oleh Jokowi selama ini?

Jawabannya sangat sederhana.

Jika saja Ganjar berpasangan dengan Prabowo, kemungkinan besar hal itu akan terjadi.

Tetapi, apakah Prabowo mau menjadi wapresnya Ganjar dan apakah Megawati setuju?

Kita tak tahu, tentang sikap Megawati.

Namun tentang Prabowo, tidak ada satu pedoman tetap, melihat perilaku politiknya yang telah lalu.

Apapun alasannya, bergabungnya Prabowo ke pemerintahan Jokowi dan “turun pangkat” dari capres menjadi Menteri Pertahanan adalah sebuah kejutan  besar bagi mayoritas pemilihnya.

Apakah perlaku itu akan berulang? Hanya Prabowo saja yang tahu.

Di sebalik itu, membaca Prabowo juga tidak bisa dipisahkan dengan adiknya, sekaligus bohirnya, Hasyim Djoyohadikusumo yang bersikukuh Prabowo harus maju sebagai Capres Gerindra.

Tidak hanya itu, signal yang dikirim oleh semua petinggi Gerindra dalam dua hari ini kepada publik bahwa soal Capres Gerindra tidak ada tawar menawar, hanya Prabowo.

Rontoknya Koalisi Besar dan Peluang Sandiaga Uno

Keberadaan koalisi besar besutan Jokowi telah rontok dengan pengumuman Megawati untuk Ganjar.

Kini, pilihan kelima partai itu hanya dua, bergabung dengan PDI Perjuangan atau mencari pasangan sendiri.

Jalannya tentu saja mencari partner koalisi yang tepat.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *