Disway: Lebaran Lutut

Lebaran Lutut
dahlan iskan dan istri
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Saya tidak memaksanya. Saya tahu alasannya, pun sebelum diucapkan. Istrinya juga tidak terlalu sehat. Punya masalah di paru-paru.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Di tengah Covid-19 Robert harus menjaga istri lebih dari biasanya. Sakit paru adalah komorbid yang paling berat kalau sampai kena Covid.

Saya salut kepadanya. Ia bisa menjaga istri sampai melewati masa Covid. Tapi ia masih terus ekstra hati-hati. Rasanya ia juga merasa bersalah pada istri. Dorothy, istrinya, terlalu lama ditinggal keliling dunia. Sejak sebelum kenal saya. Lalu berbulan-bulan menemani saya. Ke Eropa. Ke Amerika. Terutama ke Tiongkok. Yakni di masa-masa kritis saya. Sampai mengurus transplantasi hati saya.

Maka saya pilih ingat masa-masa menjadi wartawan: lebih senang sendirian meliput peristiwa besar daripada bergerombol dengan wartawan lain. Tidur di terminal bus, di stasiun kereta api, di musala, di gardu jaga, sangatlah sudah biasa.

Kesendirian itu pula yang mewarnai sikap hidup saya selanjutnya. Punya teman adalah baik, tidak punya teman tidak apa-apa.

Tapi setiap salah orang harus minta maaf. Saya pun minta maaf kepada para pembaca Disway. Termasuk sudah minta maaf pada Encik Syafiq Hakim, pembaca Disway di Malaysia.

Lewat email ke redaksi Disway, Encik Syafiq mengoreksi beberapa data di tulisan saya. Misalnya soal nama Azmi itu mestinya Nazmi.

Mungkin banyak juga pembaca Disway yang merasa bersalah kepada istri. Maka saya setuju dengan ide anak-anak dan menantu saya ini: di saat Lebaran tidak hanya istri yang cium lutut suami. Ganti, suami juga harus cium lutut istri.

Dan saya, dulu, pilih cium lutut istri saya yang kanan. Lebaran ini saya cium lutut istri yang kiri. (Dahlan Iskan)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *