Alissa Wahid: Gus Dur Silaturahmi ke Soeharto Tiap Lebaran Tanpa Ada Obrolan Politik

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Alissa Wahid mengenang kebiasaan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ketika momen Lebaran.

Hal tersebut disampaikan Alissa Wahid dalam dialog di Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (26/4/2023) dengan tema Lebaran Asyik tanpa Politik.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurutnya, ada kebiasaan yang selalu dilakukan almarhum Gus Dur saat Lebaran.

Alissa mengakui jika sang ayah merupakan salah satu tokoh yang paling depan menentang orde militer di zaman Orde Baru.

“Segala sesuatu kan tergantung pada niat sebenarnya. Saya ingat sekali, dulu Gus Dur itu adalah salah satu yang paling depan untuk menentang praktik-praktik orde militer ya, pada zaman Orde Baru,” urainya.

Menurut Alissa, sang ayah sering mengkritik Soeharto yang menjabat sebagai presiden.

Meski demikian, Gus Dur selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Soeharto saat Lebaran atau Hari Raya Idulfitri tiba.

“Jadi, Gus Dur mengkritik Presiden Soeharto, dan pemerintahan waktu itu bener-bener terbuka, gitu.”

“Tapi, setiap kali Lebaran, Gus Dur akan menyempatkan untuk sowan, mengunjungi Pak Harto, karena bagaimana pun, beliau adalah seorang presiden,” tegasnya dilansir dari laman Kompas.tv.

Kata Alissa, kunjungan yang dilakukan Gus Dur ke Soeharto adalah untuk bersilaturahmi dan menyambung hubungan, tanpa ada bargaining tertentu.

“Itu lepas dari persoalan kemudian apakah kita akan melakukan bargain, itu kan nggak ada,” tegasnya.

“Betul-betul murni bahwa halalbihalal atau silaturahmi setelah Lebaran itu momen untuk menyambung hubungan,” ucap Alissa.

Dirinya pun berharap agar politisi di masa kini melakukan hal yang sama.

Alissa mengaku dirinya bahkan membayangkan para politisi bertemu dan saling memaafkan atas ‘serangan’ yang pernah dilakukan.

“Kita tentu berharapnya yang seperti ini dari para politisi. Kalau bayangan saya, yang paling indah adalah ketika bertemu ini para politisi, saling memaafkan saling menyerangnya,” harapnya.

“Baru setelah itu membulatkan tekad, ‘Ayo kita ngurus bangsa ini’. Apakah itu mimpi ya?” ujarnya berharap.

Sebelumnya, dalam dialog yang sama, pengamat politik Islam Fachry Ali berpendapat, politikus lebih intens memanfaatkan momen Lebaran 2023 untuk memberi ucapan selamat dengan latar belakang atau background politik.

Menurut Fachry, momen Lebaran 2023 tidak jauh berbeda dengan hari raya yang sama di tahun-tahun sebelumnya.

Para politisi, kata dia, sering memanfaatkan momentum tersebut untuk memberikan ucapan selamat Lebaran.

“Sebenernya sama aja, sih (dengan Lebaran tahun-tahun sebelumnya),” kata dia.

“Kalau bulan puasa yang lalu dan Lebaran 2022 kan juga dimanfaatkan oleh para politisi kan, untuk mengucapkan selamat Lebaran segala macam tapi dengan background politik, partai politik maksudnya, gitu. Sekarang lebih intensif.”

Maksudnya, lanjut Fachry, Lebaran dijadikan momen untuk mengungkapkan aktivitas politik yang relatif lebih religius.

“Jadi maksudnya, Lebaran itu adalah sebuah momen untuk mengungkapkan sebuah aktivitas politik yang relatif lebih religius dibandingkan ketika pada waktu puasa,” ujarnya.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *