Kisah Abu Nawas: Pujangga Tersohor yang Gemar Mabuk dan Jadi Legenda

Abu Nawas Pujangga Tersohor yang Gemar Mabuk
Abu Nawas Pujangga Tersohor yang Gemar Mabuk
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id Abu Nawas adalah salah satu tokoh yang beberapa kali muncul dalam literatur legendaris Timur Tengah, Cerita 1001 Malam dan berbagai cerita lainnya, yang juga tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Dalam cerita-cerita tersebut, Abu Nawas digambarkan sebagai seorang yang cerdas dan panjang akal, dan kerap berhasil keluar dari berbagai situasi sulit yang dia alami.

Meski kisah-kisah tentang dirinya di berbagai cerita mungkin bukanlah kejadian yang sebenarnya, Abu Nawas sendiri adalah tokoh yang benar-benar ada.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Lahir pada abad ke-8, tepatnya 768 M, ada juga yang menyebut 747 M, di Kota Ahvaz, Persia, sekarang Iran, Abu Nawas adalah putra seorang tukang jahit dan tentara. Pria yang memiliki nama lengkap Abu Nawas Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami adalah seorang pujangga terkenal pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al Rasyid dari Dinasti Abbasiyah.

Konon, Abu Nawas, atau juga dikenal dengan nama Abu Nuwas, sejak kecil menjalani pendidikan agama yang ketat, bahkan telah hafal keseluruhan Alquran. Namun, bukannya menjadi seorang Muslim yang taat, dia malah menjadi seorang pujangga hedon yang gemar mabuk.

Sebagai seorang pujangga, Abu Nawas mengambil inspirasinya dari kedai minum Yahudi di Kota Basra, sekarang Irak, dan kedai minum Kristen di Mesir. Puisi-puisi indahnya banyak bertema anggur dan cinta, termasuk erotisme dan seks.

Perlu dicatat, saat itu masyarakat Islam yang masih berkembang, masih memiliki kecintaan yang cukup dalam terhadap anggur.

Meski kerap mabuk, Abu Nawas mampu menelurkan karya-karya sastra yang cemerlang, sehingga namanya dengan cepat menjadi terkenal di seantero Kekhalifahan Abbasiyah.

Tema-tema puisi dan karya sastra Abu Nawas, yang unik, tidak melulu bertema padang pasir seperti kebanyakan sastra saat itu, dan dikemas dengan bahasa yang jenaka dan lucu, sangat disukai masyarakat.

Sisi humor dan jenaka Abu Nawas ini, konon, yang membantunya di saat-saat dia menyinggung atau menimbulkan ketidaksenangan dari Khalifah Harun Al Rasyid. Mungkin hal inilah yang membuat Abu Nawas menjadi legenda, yang kisah-kisahnya kemudian dirangkum dalam Cerita 1001 Malam.

Kehidupan hedon Abu Nawas ini berlangsung hingga suatu ketika dia dijebloskan ke penjara karena salah satu puisinya yang menyinggung dan membuat murka Khalifah Harun Al Rasyid.

Sejak mendekam di penjara, puisi-puisi Abu Nawas menjadi lebih religius, bertema keagamaan dan kepasrahannya kepada Allah SWT.

Abu Nawas meninggal antara 814-816 M, meski ada juga yang menduga dia meninggal pada 803 M. Seperti juga tahun meninggalnya, penyebab kematian Abu Nawas juga simpang siur, dengan empat keterangan mengenai kematiannya: tewas diracun oleh keluarga bangsawan Persia karena puisi yang menyinggung, meninggal setelah minum-minum di kedai, tewas dipukuli oleh keluarga bangsawan Persia karena karya satire yang diduga dibuatnya, dan ada juga yang menyebut dia meninggal di penjara.

Catatan lain menduga Abu Nawas meninggal karena sakit di rumah keluarga bangsawan Persia, yang menimbulkan mitos bahwa dia diracun. Abu Nawas dimakamkan di Pemakaman Shunizi di Baghdad, Irak.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *