Kultum 88: Akhirnya Idris Tawfiq Masuk Islam

Akhirnya Idris Tawfiq Masuk Islam
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Allah Subhanahu wata’ala memberikan hidayah kepada siapa saja yang dikehendaki untuk berIslam. Hidayah tidak tergantung siapa pun, baik seorang budak, juragan, pejabat, atau tokoh agama non-Islam sekalipun. Hal demikian itulah yang terjadi pada banyak tokoh non-Islam di berbagai Negara di dunia ini. Allah berfirman,

وَاللّٰهُ يَدْعُوْٓ اِلٰى دَارِ السَّلٰمِ ۚوَيَهْدِيْ

مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

Artinya:

Dan Allah menyeru [manusia] ke Darus-salam [surge], dan memberi petunjuk kepada siapapun yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus [Islam] (QS. Yunus, ayat 25).

Ayat ini sungguh pantas disematkan kepada Idris Tawfiq, seorang pastor di Inggris yang akhirnya juga memeluk Islam. Dia memeluk Islam setelah mempelajari Islam dan mendapati kelembutan dan keramahan para pemeluknya. Sebelum itu, Idris Tawfiq adalah seorang pastor gereja Katholik Roma di Inggris.

Mulanya dia memiliki pandangan negatif tentang Islam. Saat itu,  bagi Idris Islam itu identik dengan terorisme, hukum potong tangan, diskriminatif terhadap wanita, dan hal-hal sejenisnya. Ternyata pandangan itu berubah ketika dia berkunjung ke Mesir. Di negeri Piramida itu, Idris menyaksikan sendiri ketulusan dan keramahan kaum Muslimin dalam berbadah dan hidup sehari-hari mereka.

Dia dapati bahwa sikap umat Islam ternyata sangat bertolak belakang dengan gambaran yang ia dapatkan negerinya (Inggris) selama ini. Menurut Idris, Islam justru sangat lembut, toleran, sederhana, ramah, dan memiliki sifat keteladanan yang bisa dijadikan contoh bagi agama lainnya.

Dia mengatakan, “Awalnya saya mau berlibur. Saya mengambil penerbangan carter ke Hurghada (kota pantai di laut Merah Mesir, 466 kilometer selatan Kairo). Dari Eropa saya mengunjungi beberapa pantai. Lalu, saya naik bis ke Kairo, dan saya menikmati waktu yang paling indah dalam hidup saya”.  Di sanalah dia kali pertama berkenalan dengan umat Islam. Dia lihat sendiri bagaimana orang Mesir yang lemah lembut, yang menurutnya manis tapi juga sangat kuat.

Idris menyaksikan bahwa umat Islam tertib dalam beribadah. Apabila mereka mendengar suara adzan, mereka yang sebagian adalah pedagang, segera berkemas dan menuju Masjid. Bagi Idris, ini adalah pemandangan yang indah sekali. Di sinilah pandangan Idris tentang Islam berubah.

Sebelum itu, sebagaimana warga Inggris lainnya, pengetahuan beliau tentang Islam tidak lebih dari seperti yang dia lihat di TV. Islam digambarkan sebagai pelaku teror dan pengeboman. Menurutnya, itu semua ternyata bukan ajaran Islam. Hanya oknum saja yang salah dalam memahami Islam.

Sejak saat itu, dia mulai mempelajari Al-Qur’an. Dia menemukan dari Al-Qur’an yang menyatakan, “Pasti kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang beriman yaitu orang Yahudi dan orang Musyrik. Dan pasti kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang beriman adalah orang yang berkata, “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan di antara mereka itu terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena seungguhnya mereka tidak menyombongkan diri (Al-Maidah ayat 82).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *