Kultum 89: Peringatan bagi yang Suka Begadang Melewatkan Salat Subuh 

Suka Begadang Melewatkan Salat Subuh 
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Sungguh tidak sedikit kita lihat bahwa umat Islam, terutama kaum muda, yang suka begadang malam hari sampai menjelang Subuh. Bahkan tinggal beberapa menit sebelum Subuh, mereka masih asyik di warkop atau angkringan yang ber-Wifi. Seringkali ketika terdengar adzan Subuh, mereka baru membubarkan diri untuk pulang dan tidur.

Kita yang menyaksikan hal ini tentu berpikir, “Apa mereka pulang untuk melaksanakan Salat Subuh?” Kalau memang demikian, itu masih untung. Celakanya, kalau mereka pulang hanya untuk segera buang arir kecil, dan langsung tidur tanpa mendirikan Salat. Waktu Subuh seperti inilah yang memang ngantuk mencapai titik puncaknya.

Para ulama menjelaskan bahwa apabila waktu fajar tinggal menunggu beberapa menit saja, hendaknya seorang Muslim segera bergegas mengambil wudhu dan menjauh dari tempat tidur. Jangan sampai rasa kantuk dan malas menguasai diri dan lalai. Jika dua rasa ini sudah menang, maka Salat Subuh, Salat yang disaksikan oleh dua pasang malaikat Rokib dan Atid, dipastikan akan terlewatkan.

Para ulama menegaskan bahwa untuk Salat Subuh yang hanya dua rakaat, kita hanya memerlukan waktu dua menit. Untuk itu para ulama mengajak kepada setiap umat Muslim untuk dapat menunaikan ibadah tersebut secara serius dan tidak pernah meninggalkannya. Hal ini senada dengan sabda Rasulullah, “Dijadikan bumi untukku sebagai tempat sujud dan suci, maka di mana saja berada salah seorang dari umatku (ketika datang) waktu Salat maka hendaklah dia Salat”.

Meski hanya dua menit, detik-detik di waktu Subuh inilah detik-detik di mana iblis sedang gencar-gencarnya meniup mata dan menyelimuti manusia. Dengan ditiupnya mata manusia, maka kantuk terasa sangat menuntut badan untukdirebahkan. Dengan ‘selimut’ hangat di waktu Subuh, maka badan yang rebah akan terasa semakin nikmat.

Bagi mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun, apalagi 60 tahun, mengatur waktu tidur sangat krusial. Badan yang sudah berusia 50 samapi 60 tahun itu merupakan balance dalam hal makan, minum, dan istirahat, termasuk tidur. Jika badan diistirahatkan lebih dari jam 10 malam, maka dipastikan bangun jam 2 atau 3 untuk Salat malam akan terasa berat sekali.

Jadi, waktu berangkat tidur untuk mereka yang berusia 50 – 60 tahun adalah paling lambat jam 9 malam. Dengan demikian ketika jam 2 atau 3 malam, badan sudah mendapat istirahat yang cukup. Saat itulah badan ini mudah diajak untuk bangun, berwudhu, dan Salat malam.

Karena itu, para ulama mengajak umat Islam untuk melawan godaan iblis yang ada dalam diri manusia, serta melaksanakan Salat Subuh yang terasa berat itu di manapun sedang berada. Hal ini senada dengan firman Allah,

كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ،

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Artinya:

Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar (QS. Adz Dzariyat, ayat 17-18).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *