Hajinews.id — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkapkan, di tengah perbedaan yang terjadi di bangsa, negara tak boleh berpihak kepada salah satu pihak.
“Jika kita tidak bisa menempatkan perbedaan secara proporsional, maka yang terjadi adalah keretakan,” tuturnya dalam acara Syawalan Keluarga Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu 29 April 2023.
Terkait dengan polemik perbedaan penentuan Idulfitri, dia mengungkapkan, umat dan bangsa ini telah terbiasa dengan berbagai perbedaan.
Walakin menurutnya, bila perbedaan tak dilandasi dengan keimanan yang kokoh, maka bakal melahirkan sikap maupun pandangan yang sempit seperti yang terjadi belakangan ini.
Menurutnya, keimanan yang dimiliki mesti bisa diaktualisasikan dalam pandangan maupun sikap yang luas dalam menghadapi perbedaan.
Dia juga menilai, ilmu maupun kalbu yang tak tercerahkan iman bakal berdampak kepada manifestasi dari ilmu bakal condong kepada subjektivitas.
“Agama mengajarkan, bikin reaksi yang proporsional. Tapi jangan berlebihan, karena berlebihan itu tidak baik,” tuturnya seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.
Dia juga mengungkapkan, aktualisasi iman dan amal saleh hasil dari berpuasa Ramadan menjadi bekal dalam membangun kehidupan serta pranata sosial yang lebih baik.
Permintaan untuk warga Muhammadiyah
Sebelumnya, Haedar Nashir buka suara terkait pernyataan bernada ancaman dari peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin.
Dia mengimbau agar seluruh warga Muhammadiyah menunjukkan bahwa warga Muhammadiyah berkeadaban, berilmu, berbangsa, dan beragama lebih baik di dunia nyata.