Disway: Bisul Rusak

Jokowi meninjau jalan rusak di Lampung, Jumat, 5 Mei 2023.-Setpres RI-
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kata ”dajjal” itulah yang membuat si pengacara merasa dirinya dianggap bagian dari dajjal. Lalu membuat pengaduan ke polisi. Tapi mungkin saja si pengacara ingin membela gubernur Lampung. Atau ingin mengambil hati gubernur Lampung. Si pengacara, Gindha Ansori, memang orang dekat gubernur. Ia juga pengacara sang kepala daerah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sebenarnya Gindha bukan pengacara abal-abal. Ia termasuk sedikit pengacara yang lurus. Ia juga mantan aktivis pergerakan. Tapi seluruh-lurus orang pernah juga berjalan di jalan rusak. Ia salah ”membaca” medsos. Dengan sikapnya itu si jalan rusak justru menjadi korban teraniaya. Sudah rusak teraniaya pula.

Drama berikutnya: orang tua si pengunggah mendapat tekanan dari atas. Si orang tua adalah pegawai negeri. Di pedalaman Lampung Tengah. Bayangkan betapa ketakutan bila seorang pegawai negeri punya anak yang dianggap menyerang penguasa. Ibunya hanya seorang penjual jagung rebus.

Si pengunggah sendiri kini juga gelisah. Ia sendiri pasti aman. Ia tinggal di Australia. Jadi mahasiswa di sana. Tapi ia mendengar orang tuanya lagi tertekan. Anak mana yang tenang kalau orang tuanya terancam.

Nama anak ini: Bima Yudho Saputro. Ganteng. Rambut ikal. Kulit bersih. Saya gagal mendapat jawaban dari HP-nya. Dari medsos saya tahu ia sudah berencana untuk mencari visa khusus: yang bisa menjamin keamanannya di Australia. Ia juga lagi berpikir, kalau memang terancam, akan pindah menjadi warga negara Australia.

Rasanya itu tidak perlu. Tidak akan sejauh itu. Kemarin-kemarin mungkin memang sangat tegang. Tapi semua ketegangan di Lampung itu sudah mencapai puncaknya. Bahkan sudah meledak. Ledakannya terjadi Jumat lalu: ketika Presiden Jokowi ke Lampung. Ibarat bisul yang membesar, mengencang, dan memerah, kini bisul itu sudah meletus. Semua laharnya sudah habis dimuntahkan. Setelah itu bisulnya, mestinya, akan kempes sendiri.

Kecuali masih ada dendam.

Seharusnya tidak. Toh sudah ada jalan keluarnya. Bahkan Presiden Jokowi menegaskan: pemerintah pusat akan mengambil alih jalan rusak itu. Berarti sebentar lagi jalan tersebut akan menjadi mulus. Dengan kualitas kemulusan jalan nasional.

Memang tidak mungkin daerah mampu memperbaiki semua jalan rusak. Anggarannya terbatas. Lebih terbatas lagi visi infrastrukturnya. Juga visi penganggaran APBD-nya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *