Ya, Ampun, Presiden ! (2)

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Ilham Bintang

Hajinews.id – Mengawali pemerintahan periode kedua tahun 2019 Presiden Jokowi pernah mengatakan ia tidak punya beban lagi selain bertekad bekerja sebaik- baiknya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jika masyarakat riuh dan gaduh belakangan ini menyorot manuver Presiden Jokowi, itu semata lantaran pernyataannya berbanding terbalik dengan kenyataan.

Paling terbaru yang memantik suhu politik memanas  di Tanah Air karena tampak terlibat cawe-cawe di dalam kesibukan parpol mengusung calon penggantinya. Persis seperti yang pernah dikatakan Charles de Gaulle, “Politisi tidak pernah percaya atas ucapannya sendiri. Mereka justru terkejut bila rakyat mempercayainya.”

Judul sama karena obyek sama

Tulisan ini memang berjudul sama dengan yang  pernah saya pergunakan untuk menulis obyek sama, terkait manuver Presiden Jokowi soal isu perpanjangan masa jabatannya dan penundaan Pemilu 2024 serta perubahan konstitusi menjadikan masa jabatan tiga priode.( “Ya, Ampun Presiden !” Catatan Ilham Bintang, 6 Maret 2022).

Awalnya ayah Gibran dan Mertua Bobby Nasution ini menunjukkan sikap tersinggung. Dia menganggap pihak yang berwacana itu cuma ” mau cari muka; mau menampar mukanya; atau menjerumuskannya.” Tetapi kemarahan itu kemudian surut dan pada fase berikutnya malah ikut ” segendang sepenarian” dengan wacana yang membentur konstitusi. Tak heran jika mengamat asing menjulukinya “Man of Contradictions”.

Wacana sesat itu digelindingkan justru oleh anak buahnya sendiri. Menteri Bahlil Lahadalia dan Airlangga Hartarto, serta dua ketum parpol koalisi, Muhaimin Iskandar (PKB) dan Zulkifli Hasan (PAN). Nama terakhir, malah diangkat sebagai Menteri Perdagangan setelah itu. Entah masuk golongan mana Zulkifli Hasan dari tiga kategori yang disebut Jokowi.

Setelah wacana itu menghadapi perlawanan keras masyarakat, lalu reda. Tapi belum mati. Ada pihak yang beranggapan usaha itu masih terus dilakukan secara terselubung.

Saat ini topik yang viral dibahas dimana- mana adalah keterlibatan Presiden Jokowi  mengatur siapa bakal penggantinya. Seakan mau mengambil peran Tuhan mengatur nasib bangsa Indonesia agar yang menjadi presiden RI setelah dia, sebaik dia.

Lain situasi terkesan seakan Republik Indonesia perseroan terbatas. Dia CEO sekaligus  pemilik perusahaan yang mau memastikan siapa bakal menggantinya. Maka, tak pelak suhu politik memanas dan gaduh mengamati manuvernya bersama para pemimpin parpol koalisi yang dia ikut terlibat di dalamnya. Para pemimpin parpol itu sibuk saling beranjangsana memanfaatkan silaturahim Lebaran. Berpelukan, bersalaman, seperti parade boneka Teletubbies mempertaruhkan nasib 270 juta rakyat Indonesia. Mantan Wapres Jusuf Kalla sampai mengingatkan cawe- cawe Presiden Jokowi itu tak seharusnya terjadi.

“Menurut saya, Presiden seharusnya seperti Ibu Mega, SBY, saat akan mengakhiri jabatannya tidak terlalu jauh melibatkan diri dalam suka atau tidak suka dalam perpolitikan. Supaya lebih demokratis lah,” kata JK kepada wartawan di kediamannya, Sabtu (6/5) malam.

JK menyampaikan saran tersebut setelah menerima curhat Muhaimin Iskandar, Ketum PKB, yang kabarnya salah satu yang nyaris menjadi korban (dikorbankan) manuver cawe-cawe itu. Luhut Binsar Panjaitan pun yang dikenal orang dalam Jokowi sendiri turut menyayangkan cawe-cawe tersebut. Itu dinyatakan LBP sewaktu bertemu Ketum Partai Nasdem Surya Paloh. Namun. seperti biasa Presiden Jokowi menanggapi ringan saja semua kritik itu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *