Mencermati Gelagat Konglomerat dan Oligarki

Gelagat Konglomerat dan Oligarki
Amir Muhiddin, Dosen FISIP Unismuh Makassar, Alumni Kelompok Studi Indonesia Raya (Kosindra) Unhas
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hak mahasiswa serba dibatasi, misalnya melakukan kritik, partsipasi dalam politik, partisipasi dalam menentukan kebijakan, dan lain-lain kegiatan politik mahasiswa di lingkungan kampus.

Dalam bidang ekonomi, pemerintah membuat kelompok-kelompok usaha besar yang dulu disebut sebagai konglomerat. Yang terakhir disebut ini Pak Harto menggunakan model Tricle Down Effect.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Model ini dibuat untuk menciptakan satu kelompok ekonomi besar dan kuat dengan harapan bahwa kelompok ini nanti akan meneteskan hartanya kepada masyarakat melalui berbagai kebijakan pembangunan.

Pembentukan kelompok ekonomi besar dan kuat inilah menurut penulis awal munculnya dan berkembangnya konglomerat yang disebut sekarang sebagai oligarki politik dan oligarki ekonomi, tuujuan utamanya, agar ekonomi dan politik bisa dikendalikan.

Kemunculan konglomerat di masa orde baru, salah satunya berawal dari kebijakan pemerintah, terkait dengan upaya mewujudkan trilogi pembangunan bidang kedua, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Upaya ini dilakukan Pak Harto dengan mengundang investor asing yang bekerjasama dengan investor dalam negeri.

Kebijakan ini nampaknya dimanfaatkan dengan baik oleh beberapa pengusaha dengan cara mendekati istana. Mereka antara lain adalah Liem Sioe Liong (Sudono Salim), Bob Hasan, Eka Ciptawijaya dan Prajogo Pangestu,.

Lahirnya para konglomerat di atas, tidak serta merta meneteskan hartanya ke masyarakat, malah sebaliknya justru semakin menunpuk harta kekayaan lalu pelan dan pasti justru merekalah yang mengendalikan politik dan ekonomi.

Pak Harto nampaknya sulit lagi mengendalikan sehingga dengan leluasa harta mereka sebagian diparkir di luar negeri.

Hal ini selain disebabkan oleh sifat-sifat manusiawi yang rakus dengan harta, juga karena mereka merasa hartanya kurang aman disimpan di dalam negeri.

Oligarki Dimasa Jokowi

Rasa aman memang menjadi salah satu penyebab mengapa para oligar selalu bersandar kepada kekuasaan, demikian juga selalu mendirikan perusahaan jangkar di luar negeri. Hal yang sama terjadi kepada para penguasa seperti presiden dan koleganya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *