Kombatan Dorong Ganjar Gandeng Ketum PBNU sebagai Cawapres: “Lanjutkan Jaga Keutuhan NKRI”

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Ormas Nasionalis Kombatan (Komunitas Banteng Asli Nusantara) mendorong pencapresan Ganjar Pranowo agar mengandeng Cawapres berkarakter kepemimpinan Indonesia yang merupakan representasi unsur nasionalis religius secara moderat.

Kombatan menilai hal itu sangat penting, karena untuk melanjutkan keberhasilan Presiden Jokowi menjaga dan mengawal keutuhan NKRI secara presisi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Keberhasilan Wapres Ma’ruf Amin representasi Ormas keagamaan terbesar Indonesia, Nadlahtul Ulama (NU) dalam mendampingi Presiden Jokowi menjaga stabilitas NKRI, harus berlanjut. Kami sarankan Ganjar tetap menggandeng Cawapres dari figur NU,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Kombatan, Budi Mulyawan alias Cepi, dalam keterangannya, dikutip Jumat (12/05/2023).

Pencermatan Kombatan, lanjut Cepi, bahwa substansi tantangan nasional ke depan baik skala

global maupun domestik semakin menjadikan isu SARA sebagai primadona “proxy war” untuk mengoyang stabilitas negara. Muaranya tetap ingin menguasai aset aset perekonomian Indonesia.

Pasalnya, kata dia, “status quo” politik ekonomi global maupun dosmestik yang menguasai Indonesia sejak era pasca Presiden Ir Soekarno dipastikan tidak ingin terus digusur sistem ekonomi yang diterapkan kepemimpinan Jokowi.

Artinya, lanjut Cepi, “status quo” menghendaki sistem ekonomi ala Jokowi jangan sampai berlanjut, apalagi ada penerusnya. Sistem ekonomi Jokowi terbukti membawa Indonesia bukan hanya jadi negara termasuk terkuat menghadapi resesi ekonomi dunia. Padahal, tidak sedikit negara maju dibuat lumpuh. Selain itu, strategi kepemimpinan Jokowi juga berhasil menjadikan Indonesia tangguh menghadapi pandemi global Covid-19.

“Peran NU sebagai Ormas terbesar di tanah air, disusul Muhammadiyah terbukti dalam sejarah mampu menjaga pilar keberagaman Indonesia. NU dan Muhammadiyah menjadi garda terdepan menjaga keutuhan NKRI. Tapi sekaligus, sasaran prioritas untuk dilemahkan oleh musuh NKRI,” tegas Cepi, mengingatkan.

“Karena itu, kursi Cawapres dari NU untuk melanjutkan Ma’ruf Amin tidak bisa ditawar,” tandas Cepi.

Menurut Cepi, Kombatan menyarankan figur NU paling tepat jadi Cawapres adalah Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staqult atau akrab dipanggil Gus Yahya. Selain punya pengalaman jadi Juru Bicara Presiden Gus Dur dan Watimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) Jokowi, Gus Yahya juga pernah mendapat apresiasi dari tokoh-tokoh perdamaian dunia di forum kebebasan beragama di Washington DC, Amerika Serikat.

“Ketum PBNU ini memiliki kapabilitas lebih dari cukup sebagai Cawapres-nya Ganjar. Dengan menunjuk Gus Yahya ini, sekaligus dapat mencairkan peta politik Cawapres para kandidat Capres yang lain, baik Prabowo maupun Anies Baswedan,” ungkap Cepi.

Selain itu, Cepi juga memprediksi, bisa membuat peta koalisi partai pendukung pasangan Capres-Cawapres yang sudah terbangun semakin silang sengkarut.

Sementara ini, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terdiri Golkar, PPP, PAN kedodoran setelah PPP gabung PDI Perjuangan dukung Ganjar. Golkar yang gagas Koalisi Besar (KB) dengan PKB diprediksi bakal bubar.

Begitu pula koalisi PKB-Gerindra bernama Koalisi Indonesia Maju (KIM), kemudian diubah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). PKB pun diperkirakan juga akan reposisi koalisi, karena Gus Muhaimin bakal pakewuh menghadapi Gus Yahya yang didukung PDI Perjuangan. Begitu pula kader-kader unggulan NU yang lain yang namanya disebut-sebut berpotensi jadi kandidat Cawapres.

“Dengan Cawapres yang Ketum PBNU Gus Yahya, sekaligus juga menjawab dilema Capres Ganjar jika menang di putaran pertama dalam kontestasi diikuti tiga Capres. Yakni, Ganjar, Prabowo dan Anies,” papar Cepi.

Menurut Cepi, apabila putaran pertama dimenangkan Ganjar dan Prabowo, praktis kekhawatiran suara mayoritas Anies di putaran kedua melompat ke Prabowo tidak akan terjadi. Sehingga, Ganjar dipastikan bisa tetap unggul dari Prabowo.

“Kombatan optimistis Ganjar dengan menggandeng orang nomer satu di PBNU juga sangat mungkin bisa menang secara hattrick, apabila punya strategi mengatasi tantangan krusial keduanya sama-sama dari wilayah Jawa Tengah,” tegas Cepi, meyakinkan.

Kombatan, menurut Cepi, sebenarnya menyayangkan apabila Prabowo sampai “head to head” dengan Ganjar dalam putaran kedua di Pilpres 2024. Kalau Prabowo jadi Capres kali ketiga ternyata kalah, dipastikan anak mantan begawan ekonomi Indonesia Soemitro Djojohadikusumo, yang masih kerabat Ibu Tien Soeharto ini tidak punya kesempatan lagi untuk menyalurkan potensinya membangun Indonesia.

“Kombatan sebagai kekuatan politik non partai sudah berupaya mendorong agar Prabowo jadi Cawapresnya Ganjar. Kalkulasi politiknya rasional. Faktanya, Prabowo tetap ngotot ambisi ingin maju Capres,” pungkas pimpinan Ormas yang ketua dewan pembinanya, Sidarto Danusubroto, Mantan Ajudan Proklamator Ir Soekarno, dan mantan Ketua MPRI RI ini.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *