Andi Sinulingga Sebut Bahwa “Konsultan Politik” Mengarah Pada Opini Publik Yang Menyesatkan

Konsultan Politik Mengarah Pada Opini Publik Yang Menyesatkan
Andi Sinulingga
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Politisi Golkar dan loyalis Anies Baswedan Andi Sinulingga menyorot Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang berbicara tentang masyarakat yang rusak berkaitan dengan pemerintahan yang rusak.

Andi Sinulingga menanggapi hal tersebut melalui akun Twitter pribadinya. Andi Sinulingga pun menyetujui dalam cuitannya.

Menurutnya, masyarakat sebenarnya cerminan pemerintah, pejabat rusak.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Adalah benar jika masyarakatnya rusak, itu adalah cermin dari pemerintahan yang rusak, pejabat-pejabatnya rusak,” tegas Andi Sinulingga dikutip WE NewsWorthy dari aku Twitter pribadi miliknya, Jumat (12/5).

Lanjut, Andi Sinulingga pun menegaskan bahwa soal proyek survey ke pemerintahan yang berujung menyesatkan opini publik.

“Cendikiawan-cendikiawannya nyari-nyari proyek survey ke pemerintah, menjajakan jasa ke partai-partai politik sebagai konsultan politik dan acap kali menyesatkan opini publik,” tandas Andi Sinulingga.

Sementara itu, Andi Sinulingga pun kerap menyertakan video ucapan Mahfud MD itu yang mengutip perkataan salah satu tokoh besar dunia Islam, Imam Al Ghazali.

“Imam Al Gazali, seorang hujjatul Islam yang terkenal itu pernah mengatakan begini, rusaknya tingkah laku masyarakat, di dalam bernegara karena pemerintahnya yang rusak,” ujar Mahfud MD pada video itu.

Dikatakan Mahfud MD, Pemerintah itu rusak, karena ilmuwannya rusak. Ilmuannya rusak, karena cinta harta. Sehingga tidak objektif, cinta kedudukan.

“Nah, barangkali perlu kita renungkan, jangan-jangan ini yang sedang terjadi di Indonesia. Di mana rakyat bersikap brutal di dalam berbagai istilah sehari-hari, juga peran ilmuan sekarang ini banyak sekali diragukan,” lanjutnya.

Dilanjutkan Mahfud MD, karena terlihat para cendekiawan tidak mengeluarkan fatwa, pendapat, berdasarkan pandangan objektif dirinya.

“Tetapi, sering kali berdasarkan pesanan, sering sekali berapa yang dia dapat untuk mengeluarkan satu pendapat hasil penelitian atau hasil survei,” tandasnya.

Sumber: nw

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *