Ketua PBNU Mengakui Adanya Bahasan dengan PDIP Soal Cawapres Ganjar

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) mengakui ada pembicaraan terkait PDIP yang ingin menjadikan Rais Aam Miftachul Akhyar sebagai cawapres Ganjar Pranowo.

Menurutnya, pembicaraan itu keluar dari seorang anggota DPR RI Fraksi PDIP. Meski demikian, dia tak tahu apakah arahan meminta kader NU tersebut diinisiasi Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Maaf saya kurang paham kalau Bu Mega (meminta Kiai Miftachul Akhyar jadi cawapres), yang saya dengar masih sekadar obrolan salah satu anggota DPR RI dari PDIP pernah melontarkan ide tersebut kepada rekan saya di PBNU,” ujar Gus Fahrur Rabu (17/5).

Menurut Gus Fahrur, Miftachul Akhyar tak ingin memangku jabatan selain Rais Aam, khususnya politik. Bahkan, menurutnya, Rais Aam juga mengundurkan diri dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk konsentrasi mengabdi di NU.

“Rais Aam PBNU sejak awal memang tidak ada minat jabatan cawapres bahkan capres sekalipun, beliau murni ingin berkhidmat kepada NU. Makanya beliau juga mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum MUI,” tuturnya.

Terkait kabar soal Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar yang akan menjadi kandidat baru dalam bursa cawapres pendamping Ganjar, ia mengaku belum mengetahui secara langsung.

Menurutnya, PBNU tak menghalangi jika Nasaruddin ingin menjadi cawapres Ganjar dalam Pilpres 2024.

“Saya juga belum bertemu beliau, sekedar membaca beritanya di media. Silahkan saja jika beliau berkenan dan memang dikehendaki oleh parpol pengusungnya,” kata Gus Fahrur.

Dia menegaskan bila pencawapresan Nasaruddin Umar dilakukan atas nama, kapasitas, dan prestasi pribadi Imam Besar Masjid Istiqlal itu, bukan karena mewakili PBNU.

Gus Fahrur juga menyoroti soal kader PBNU yang diberi cap atau stigma sebagai bakal cawapres. Ia mengaku banyak pihak yang meminta kader NU sebagai cawapres.

“Ya saya mendengar demikian (stigma cawapres), banyak capres menginginkan untuk dapat berpasangan dengan kader NU, mengingat besarnya jumlah warga NU di Indonesia,” ucapnya.

Di sisi lain Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres PDIP Deddy Yevri Sitorus menampik soal pihaknya yang mengincar kader NU sebagai cawapres Ganjar.

Ia mengatakan PDIP belum pernah membahas soal kader NU yang akan mendampingi Ganjar. Meski demikian, dia mengaku sudah ada banyak nama yang dikehendaki partai moncong putih untuk mendampingi gubernur Jawa Tengah itu.

“Pada waktunya akan dibicarakan dengan para pihak, kalau nama-nama yang beredar di luar memang banyak. Akan tetapi, belum pernah ada pembahasan. Kalaupun dibahas, tentu akan didiskusikan dengan semua pihak yang relevan sebelum pengambilan keputusan,” ujar Deddy dilansir dari laman CNNIndonesia.com, Rabu petang.

Sebelumnya, sumber CNNIndonesia.com mengatakan PDIP sudah minta kader NU sebagai cawapres Ganjar dalam Pilpres 2024 kepada Rais Aam Pak Miftachul Akhyar.

“Saya dengarnya dia (PDIP) sudah datang ke Rais Aam Pak Miftachul Akhyar. Saya dengar datangnya pas Ramadhan kemarin,” ucapnya.

Saat ditanya berapa orang kandidat kader NU yang diminta PDIP, ia mengatakan partai moncong putih tersebut hanya meminta satu orang, yakni Miftachul Akhyar itu sendiri.

“Yang diminta Rais Aamnya, jadi cuma satu orang. Infonya A1 semua, tapi kamu coba konfirmasi ke PDIP-nya saja langsung. Nah, tapi ditolak sama Pak Mictachul Akhyar karena Rais Aam enggak mau berpolitik,” kata dia beberapa waktu lalu.

Setelah mendapat penolakan, NU lantas menyarankan seorang menteri Presiden Jokowi sebagai cawapres Ganjar. Akan tetapi, kata dia, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri ingin Miftachul Akhyar sebagai cawapres.

“Ibu (Mega) maunya Rais Aam,” tutupnya.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *