Disway: Zaytun Salmon

Zaytun Salmon
Dahlan Iskan melihat galangan kapal Syekh Panji Gumilang--
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.id – SAYA dari arah Jakarta. Istri dari arah Cirebon. Kami bertemu di belanga kepala ikan manyung di pantai Indramayu Jumat sore lalu. Itulah kali pertama saya makan kepala ikan manyung. Bukan kepala ikan sembilang yang biasa dimasak istri saya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Enak sekali.

Tapi saya harus memakannya cepat-cepat. Hanya 20 kunyahan. Takut keburu gelap. Saya harus tiba di Pantai Darussalam sebelum matahari tenggelam. Saya lihat di google: satu jam perjalanan.

Kalau keburu gelap saya tidak akan bisa melihat jelas galangan kapal itu. Kang Sahidin pun ngebut.

Syekh Abdussalam Panji Gumilang tiap Jumat sore di galangan kapal itu. “Wiridan saya di sini,” ujarnya menyambut kedatangan saya.

Begitu selesai salat Jumat Syekh Panji meninggalkan masjid di Pesantren Al-Zaytun. Ia bergegas menuju galangan kapal ini: 1 jam perjalanan. Hari-hari lain ia tetap ke situ tapi jamnya tergantung keadaan.

Itulah untuk kali pertama saya bertemu Syekh Panji Gumilang. Sang pendiri Al-Zaytun. Biarpun di galangan kapal kiai lulusan pondok Gontor, Ponorogo, ini tetap pakai jas dan dasi. Sepatunya kets. Usianya 76 tahun –-tapi geraknya masih gesit.

Bangunan galangan kapal ini konstruksi baja. Baru. Bukan mengambil alih bangunan lama. Di dalam gedung galangan ini berjajar dua kapal baru: sudah nyaris selesai dibangun. Tinggal meluncurkannya ke laut.

Tapi plengsengan di bibir laut itu belum selesai dibuat. “Hampir setahun ini tidak ada air surut. Untuk mengecornya harus tunggu air surut,” tambahnya.

Di situ tidak terlihat ada rel peluncur kapal ke arah laut. Galangan ini memilih teknologi peluncuran yang baru: airbag berbentuk seperti guling. Kantong kempes itu dihampar di bawah kapal yang baru. Lalu dipompa. Diisi angin. Kapal pun terangkat. Lalu digelindingkan menuju laut.

Hebatnya air bag itu tidak perlu sewa. Syekh Panji membeli sendiri. Beberapa buah. Ini info baru bagi yang ingin menyewa air bag peluncur kapal.

Syekh Panji bisa menjelaskan hal-hal detil tentang pembuatan kapal itu. Sampai ke soal kayunya, ukurannya sampai perhitungan daya apungnya.

Syekh Panji mendatangkan kayu khusus dari Sulawesi dan Kalimantan. Dalam bentuk gelondongan. Di dekat galangan ini ada fasilitas penggergajian kayunya. Milik sendiri pula.

Dua kapal baru itu, salah satunya berukuran 600 ton. Kapal kayu. Ini tergolong sangat besar untuk kapal penangkap ikan. Yang banyak berlabuh di pelabuhan ikan Muara Baru Jakarta itu umumnya hanya 200 ton. Atau di bawah itu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *