Dicecar Wartawan Berkaitan Dengan Cawapres Anies, Khofifah: Oalah Rek… Rek, Wis Wis

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Nama Khofifah Indar Parawansa sempat disebut-sebut sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden (Cawapres) yang layak mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024. Perempuan yang menjabat Gubernur Jawa Timur itu dinilai cocok mendampingi Anies.

Ditanya soal kemunculan namanya, Khofifah enggan memberi tanggapan. Dia hanya tersenyum sambil mengucapkan kata-kata khas Jawa Timuran.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Oalah rek.. rek…,” ujarnya menjawab pertanyaan sejumlah wartawan usai membuka Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK se-Jawa Timur di GOR Perjuangan 45 Politkenik, Kecamatan Sumbersari, Jember, Selasa (23/5/2023).

Saat diberitahu bahwa sejumlah media telah memberitakan hal tersebut, Khofifah mengaku belum sempat membacanya. Dia pun kemudian berjalan meninggalkan wartawan.

“Wis-wis (sudah-sudah), aku belum baca (beritanya),” ucap Khofifah sambil berlalu.

Munculnya nama Khofifah itu, diketahui saat Din Syamsuddin mengaku memberi masukan ke Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengenai kriteria cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024. Di situ lah Din sempat menyebut nama Khofifah.

“Karena Anies Baswedan lebih dipersepsikan sebagai figur muslim, kalau bisa wakilnya dari pihak bukan seberang ya, yang subkultur, inilah kebersamaan kita, yang tadi bilang kan KPP,” kata Din usai bertemu Syaikhu di kediamannya di Pondok Labu, Jaksel.

Din pun menyebutkan sejumlah nama yang digadang-gadang menjadi cawapres Anies seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Din menyebut, semua tokoh itu masuk dalam kriteria yang cocok dengan Anies. Akan tetapi, kata Din, semua keputusan ada di tangan partai politik pengusung.

“AHY masuk dalam kategori itu, kan dari Partai Demokrat, kalau Khofifah dari tokoh muslimah, jadi sepenuhnya kepada partai pengusung dan kepada calon presiden. Jadi kalau saya pribadi agar merupakan kombinasi, perpaduan dari dua sub kultur besar perpolitikan Indonesia, Islam dan nasional religius, nasional yang lainnya,” kata Din.

“Oh iya harus pluralisme karena ini masyarakat dan bangsa yang majemuk oleh karena itu saya tidak berada pada posisi yang boleh mengusulkan, hanya boleh berpikir,” lanjutnya.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *