Hikmah Pagi: Semoga Kita Semua Dapat Masuk Ke Surga ​

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Ketauhilah saudaraku, kita di dunia ini adalah musafir dan sedang melakukan perjalanan. Hal ini harus benar-benar kita sadari dan jangan sampai lalai mengingat hal ini.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata yang artinya, “Manusia sejak diciptakan senantiasa menjadi musafir, Batas akhir perhentian perjalanan mereka adalah surga atau neraka.”

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

(Al-Fawaid hal 400)

Inilah yang selalu diingatkan oleh Nabi ﷺ, kehidupan dunia ini hanya sebentar dalam sebuah perjalanan.

Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, “Apa peduliku dengan dunia? Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang “berteduh” di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.”

(HR. Tirmidzi no. 2551. dishahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan At Tirmidzi)

Renungkan juga, ketika perjalanan pulang kampung: “Apakah kita bisa membawa banyak bekal?”
“Apakah yang ada di perantauan kita bisa bawa semuanya ke kampung?”

Demikian juga perjalanan kita ke kampung akhirat, tidak ada dari kekayaan dunia dan kemegahannya yang akan kita bawa. Yang kita bawa adalah amal kebaikan kita saja. Amal ini tidak terlihat (tidak ada bendanya) di dunia, tempat perantauan sekarang.

Ketika manusia akan dibawa ke kubur kelak, semua akan mengikutinya yaitu keluarga, harta, dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan harta, sedangkan yang tetap mengikuti bersamanya adalah amalnya.

Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, “Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta, dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.”

(HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960)

Perlu direnungkan juga bahwa yang namanya perjalanan dan safar pastinya ada kesusahan dan ketidaknyamanan. Selama masa safar dan perjalanan jauh lagi panjang, kita tidak merasa senang dan gembira terus-menerus atau bahkan bermain-main.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan yang artinya, “Orang yang berakal akan tahu bahwa safar itu identik dengan kesusahan dan terpapar berbagai bahaya. Tempat di mana manusia berharap/menuntut adanya nikmat, kelezatan dan kenyamanan hanya ada pada saat safar telah selesai.”

(Al-Fawaid hal 400)

Akhirat lah pemberhentian terakhir dan merupakan kehidupan yang sesuangguhnya. Allah berfirman yang artinya, “Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah kesenangan sementara. Dan sesungguhya akhirat itu adalah negeri tempat kembali”

(QS. Ghafir: 39).

Bagi yang telah dilalaikan dan tertipu oleh kehidupan dunia, ia akan menjalani kehidupan dunia ini dengan bermain-main dan bersenda-gurau serta saling berbangga-bangga saja.

Allah berfirman yang artinya, “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.

(al-Hadid: 20).

Semoga kita semua bisa pulang kampung, kampung bapak kita Nabi Adam ‘alaihis salam dan termasuk orang beruntung dan sukses yaitu dimasukkan ke surga dan dijauhkan dari neraka.

Allah berfirman yang artinya, “Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung  Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.

(QS. Ali Imran: 185).

🌐 Referensi: https://muslim.or.id/40683-semoga-kita-pulang-kampung-ke-surga.html

اَلَّهُمَّ إِنِّيْ أََسْأَلُكَ ا لْجنَّةَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

​​​​​​​​​​​​​

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *