Menelisik Agenda Terselubung Dibalik Kampanye Tolak Politik Identitas

Agenda Terselubung Dibalik Kampanye Tolak Politik Identitas
Desmond J. Mahesa
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Identitas tersebut menegaskan bahwa fenomena ini menjadi bingkai dasar tentang kemerdekaan Indonesia. Jong Islamic Bond yang melibatkan diri ke dalam Sumpah Pemuda, kian memperkuat bahwa identitas Islam memiliki pengaruh dalam kemerdekaan Indonesia.

Jangankan di Indonesia, di negara yang penuh sesak dengan sentimen-sentimen komunal, isu-isu identitas masih berperan penting dalam kontestasi pemilu seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Di negara-negara Barat itu, pertarungan politik tidak hanya ditentukan oleh isu-isu rasional seperti layanan kesehatan dan cara mengatasi pengangguran, tetapi juga diwarnai oleh isu-isu yang kental muatan identitas seperti keberadaan imigran, aborsi, homoseksualitas, pemakaian hijab dan cadar, dan seterusnya.

Kalau kebetulan Anda membaca buku yang berjudul “Kewargaan Multicultural” karya Willy Kylmlicka maka akan tergambar disana betapa soal identitas ini menjadi jualan untuk menarik simpati massa dalam pemilihan calon pemimpinnya.

Dalam bukunya tentang Kewarganegaraan Abad 21, Willy menulis bagaimana para pandatang dari Asia di Amerika utara memilih caleg dari Asia ketika ada pemilu lokal maupun pemilu nasional yang dilaksanakan disana.

Mereka mengamalkan politik identitas dan itu sah sah saja karena memang bagian dari dinamika demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Demikian pula halnya dalam buku Politics and International Relations Comparative Politics, yang ditulis oleh Pippa Norris (Editor), 1997, Harvard University, Massachussset yang juga membicarakan soal politik identitas dalam perekrutan caleg oleh partai politik di banyak negara di Eropa. Dan mereka memasukkan politik identitas ke dalam salah satu kriteria penominasian caleg yang di usungnya.

Kalau sebenarnya politik identitas itu suatu hal yang halal dan tidak dilarang oleh ketentuan yang ada tetapi mengapa tiba tiba sekarang jadi seolah olah jadi barang haram sehingga patut dihindari oleh mereka yang ingin menarik simpati massa ?

Mengapa sekarang politik identitas itu tiba-tiba menjadi sesuatu yang salah, seakan saat ini politik identitas itu bertentangan dengan dasar negara sehingga banyak pihak yang harus angkat suara ?

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *