Syekh Ali Jaber: Orang Miskin Bakal Masuk Surga Duluan, Kenapa?

Orang Miskin Bakal Masuk Surga Duluan
Syekh Ali Jaber
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



“Kaya niat, kita bisa kaya dengan pahala yang banyak. walaupun belum sampai untuk melaksanakan amalan banyak hanya memiliki niat yang baik,” kata Syekh Ali Jaber.

“Saya ingin haji tapi belum ada rezeki. Allah kabulkan niatnya. Makanya selalulah anda bercita-cita dengan niat yang baik,” nasihat Syekh Ali Jaber.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Meski niat itu jauh dari kemampuan kita, namun Allah yang maha kuasa.

“Kun fayakun, maka jadilah,” kata Syekh Ali Jaber.

Makna Doa Miskin yang Dipanjatkan Rasulullah SAW

Ustaz Ahmad Tajudin Arafat, pengajar Pesantren Darul Falah Besongo, Semarang menjelaskan bahwa doa Rasulullah yang meminta miskin itu haruslah dipahami dengan baik.

“Doa Rasul itu jangan dipahami dengan konsep kita, maka tidak ada yang berani berdoa Allahumma ahyini miskinan, karena konstruksi miskin yang kita pahami beda dengan yang dimaksud Rasulullah,” jelasnya, sebagaimana dilansir dari NU Online pada Rabu (24/5/2023).

Menurutnya, Rasul mengaku miskin karena beliau membutuhkan limpahan rahmat dan bantuan dari Allah SWT.

Hal ini kemudian membuat Rasulullah memposisikan dirinya sebagai orang miskin di hadapan Allah, bukanlah di hadapan manusia.

Kalau kita kan (mengaku) miskin di hadapan orang lain, maka kita membutuhkan bantuan orang lain. Bedanya di situ,” katanya.

Ia kemudian menjelaskan bahwa memohon menjadi “orang miskin” merupakan salah satu doa yang baik. Namun sayangnya, karena masyarakat umumnya memahami miskin itu dalam sudut ekonomi saja, sehingga sebagian orang enggan memanjatkan doa Rasulullah tersebut.

“Karena kita faqir, maka Allah akan limpahkan keberkahan dan kekayaan. Ibaratnya kita ini mustahiq dan Allah Maha Kaya yang wajib zakat. Kita malah mau dikasih zakat kok udah kaya akhirnya nggak jadi,” kata Ahmad Tajudin.

Menurutnya, orang miskin adalah orang yang tidak pernah meminta atau mengharapkan pemberian dari orang lain.

“Jadi bukan pengemis orang miskin itu,” katanya.

Kemudian Ustaz Ahmad menjelaskan bahwa konsep miskin dalam kajian tasawuf berbeda dengan miskin dalam tradisi sosial.

“Hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang sufi juga lebih cenderung pada tazkiyatun nafs untuk memperbaiki jiwa yang rusak,” katanya.

“Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu,” tandasnya.

Wallahua’lam

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *