Kisah Abu Nawas: Karena Telinga Busuk, Abu Nawas Pura-pura Menjadi Gila, Sungguh Cerdik!

Karena Telinga Busuk Abu Nawas Pura-pura Menjadi Gila
Karena Telinga Busuk Abu Nawas Pura-pura Menjadi Gila. Foto: pixabay
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



“Tuanku,”kata Abu Nawas.

“Hamba dan penunggu pintu gerbang ini telah mengadakan perjanjian bahwa jika hamba diberi hadiah oleh Baginda maka hadiah tersebut akan dibagi dua. Satu bagian untuknya satu bagian untuk saya. Nah pagi tadi hamba menerima hadiah dua puluh lima kali pukulan, maka saya berikan pula hadiah dua puluh lima kali pukulan kepadanya.”

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Hai penunggu pintu gerbang, benarkah kau telah mengadakan perjanjian seperti itu dengan Abu Nawas?” tanya Baginda.

“Benar Tuanku,”jawab penunggu pintu gerbang.

“Tapi hamba tidak mengira jika Baginda memberikan hadiah pukulan.”

“Hahahahaha, dasar tukang peras, sekarang kena batunya kau!”sahut Baginda.

“Abu Nawas tidak bersalah, bahkan sekarang aku tahu bahwa penjaga pintu gerbang kota Baghdad adalah orang yang suka memeras orang! Kalau kau tidak merubah kelakuan burukmu itu sungguh aku akan memecat dan menghukum kamu!”

“Ampun Tuanku,” sahut penjaga pintu gerbang dengan gemetar.

Abu Nawas berkata,”Tuanku, hamba sudah lelah, sudah mau istirahat, tiba-tiba diwajibkan hadir di tempat ini, padahal hamba tidak bersalah. Hamba mohon ganti rugi. Sebab jatah waktu istirahat hamba sudah hilang karena panggilan Tuanku. Padahal besok hamba harus mencari nafkah untuk keluarga hamba.”

Sejenak Baginda melengak, terkejut atas protes Abu Nawas, namun tiba-tba ia tertawa terbahak-bahak,”Hahahaha…jangan kuatir Abu Nawas.”

Baginda kemudian memerintahkan bendahara kerajaan memberikan sekantong uang perak kepada Abu Nawas.

Abu Nawas pun pulang dengan hati gembira. Tetapi sesampai di rumahnya Abu Nawas masih bersikap aneh dan bahkan semakin nyentrik seperti orang gila sungguhan.

Pada suatu hari Raja mengadakan rapat dengan para menterinya. “Apa pendapat kalian mengenai Abu Nawas yang hendak ku angkat sebagai kadi?”

Wazir atau perdana meneteri berkata, “Melihat keadaan Abu Nawas yang semakin parah otaknya maka sebaiknya Tuanku mengangkat orang lain saja menjadi kadi.”

Menteri-menteri yang lain juga mengutarakan pendapat yang sama. “Tuanku, Abu Nawas telah menjadi gila karena itu dia tak layak menjadi kadi.”

“Baiklah, kita tunggu dulu sampai dua puluh satu hari, karena bapaknya baru saja meninggal. Jika tidak sembuh-sembuh juga bolehlah kita mencari kadi yang lain saja.”

Setelah lewat satu bulan Abu Nawas masih dianggap gila, maka Sultan mengangkat orang lain menjadi kadi atau penghulu kerajaan Baghdad. Konon dalam suatu pertemuan besar ada seseorang yang sejak lama berambisi menjadi Kadi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *