Sesama Jamaah, Saling Gandeng Ikut Menjaga Jemaah Haji Lansia

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Jamaah haji indonesia berjalan berkelompok empat orang dalam perjalanan ke Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, merupakan pemandangan yang lazim di musim haji ini. Mereka kerap terlihat saling bergandengan, memegang pundak, atau menggenggam ujung sarung/mukena jemaah di depannya.

Saat pulang kembali ke pemondokan pun demikian. Tujuannya agar tidak ada yang terpisah hingga bisa tersasar, terutama jemaah yang lansia. Anggota grup menyesuaikan langkah dengan jemaah lansia yang ada di kelompok mereka.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jumlah empat orang itu sesuai dengan jumlah rata-rata penghuni kamar di hotel-hotel yang ditempati jemaah Indonesia di seputaran masjid Rasulullah SAW tersebut.

Seperti juga kelompok salah satu kamar di Hotel Taiba Front yang terdiri dari Rumsinah, 67; Nanang Hananah, 64; Quraisin, 59; serta Neneng, 21. Ini berarti, ada satu jemaah lanjut usia (lansia) ditambah satu lagi yang pralansia di kamar tersebut.

Rumsinah mengaku menderita darah tinggi dan kolesterol . Ia tidak bisa leluasa ke masjid, meski hotel yang ia tinggali hanya sepelemparan batu dari Masjid Nabawi.

“Kalau jalan, napasnya (enggak kuat). Pinggangnya sakit,” tutur Rumsinah yang bersama rekan-rekan sekamarnya tergabung dalam kloter 15 embarkasi Jakarta Pondok Gede itu.

Tiap malam, Rumsinah rutin mengonsumsi obat kolesterol dan darah tinggi yang diresepkan dokter di kampung halamannya. Sayangnya, dari enam hari berada di Madinah, baru dua hari belakangan ia merasa kuat ke Masjid Nabawi.

“Ini mah tadi udah bisa jalan, bisa ditahan (sakitnya). Sebelumnya susah bener-bener,” ungkap Rumsinah, di kamarnya, Sabtu (3/6).

Rumsinah mengaku merasa sedih bila harus selalu tinggal di kamar ketika waktunya salat fardu. Jemaah haji biasa melakukan ibadah Arbain, yakni salat wajib berjamaah selama 40 waktu di Masjid Nabawi.

Ia berusaha mematuhi nasihat pembimbing ibadah agar lebih fokus ke ibadah wajib haji nanti di Mekah. Oleh karena itu, Rumsinah tidak ngotot melaksanakan arbain. Ia hanya ingin paling tidak 1-2 salat fardu ia tunaikan di Masjid Nabawi.

“(Kalau) Ibu enggak ikut, nangis di sini ngeliatin ke sana (menunjuk ke Nabawi),” ujar Rumsinah.

Rekan sekamarnya, Nanang, yang tampak memiliki kondisi tubuh lebih sehat, ternyata juga menderita kolesterol tinggi dan darah tinggi.

“Selama di sini enggak sakit. Cuma ini (menunjuk tukak lambung). Kalau itu (sakit) suka keringetan, keringet dingin” paparnya.

Namun. Nanang tetap berusaha pergi ke Masjid Nabawi.

“Saling gandeng aja. Ini juga namanya juga deket, tapi jangan sombong nanti nyasar katanya,” ungkapnya sambil tertawa.

Quraisin dan Neneng, yang merupakan ibu dan anak, mengaku ikhlas turut mendampingi dan menjaga Rumsinah maupun Nanang. Mereka sudah saling mengenal sejak melaksanakan persiapan manasik haji di Serang, Banten.

“Saling tolong menolonglah,” kata Quraisin.

Menurut dia, tidak ada yang memintanya maupun putrinya mendampingi lansia yang tinggal satu kamar dengan mereka.

“Sukarela karena sama-sama,” ujarnya.

Pada Sabtu (3/6), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meninjau penyelenggaraan haji Indonesia di daerah kerja Madinah. Ia akan mengusulkan kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk memberikan insentif kepada jemaah yang sukarela mendampingi jemaah lansia. (Z-1)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *