Cicak Jatuh di Kepala Tanda Kesialan? Ini Penjelasan Buya Yahya

Cicak Jatuh di Kepala Tanda Kesialan?
Buya Yahya
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Umat muslim senantiasa dianjurkan khusnudzhon atas apa yang dialami sebab selalu ada hikmah dari Allah SWT.

Namun umumnya keyakinan yang aneh-aneh cepat sekali berkembang di masyarakat dibandingkan kebenaran.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Salah satu yang mempengaruhi pemikiran seseorang dijelaskan Buya Yahya adalah berkumpul dengan perdukunan atau ilmu-ilmu sihir.

“Sebab itu kita sebagai hamba Allah tidak boleh su’udzhon atas sesuatu, tetap berprasangka baik,” imbau Buya Yahya.

Sesuai penjelasan dalam hadits berikut:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]

Sama halnya dengan anggapan beberapa bulan hijriyah dianggap bulan sial atau menimbulkan kesengsaraan, misalnya bulan Zulkaidah.

Buya Yahya menerangkan sebagian orang di suatu daerah di Indonesia beranggapan jika bulan Zulkaidah adalan bulan naas, sial, atau kapit.

“Ini ungkapan paling kurang ajar kepada Allah, sebab Allah menyebut bulan Zulkaidah adalah bulan hurum, empat bulan haram di antaranya Zulkaidah,” terang Buya Yahya.

Buya Yahya menekankan apabila ada orang yang menganggap Zulkaidah bulan sengsara, maka bisa jadi orang tersebut akan mendapat kesengsaraan.

Kesialan yang dimaksud misalnya dilarang menikah, membangun rumah, atau pindah rumah pada bulan Zulkaidah.

“Banyak toko bangunan mengaku sepi di bulan Zulkaidah, jangan membangun keyakinan sial seperti itu, Zulkaidah adalah bulan mulia,” kata Buya Yahya.

Berprasangka buruk kepada Allah hukumnya haram, sehingga sebagai hamba-Nya harus selalu berprasangka baik.

“Tidak ada bulan kejepit, kapit, sial, bulan beruntung semuanya, dan ingat, hadist qudsi, Allah berdasarkan bagaimana hamba-Nya menduganya,” ujar Buya Yahya.

Buya Yahya menambahkan, hari sial atau sengsara adalah hari dimana seseorang bermaksiat atau melanggar Allah. Selain itu semua hari atau waktu adalah baik.

Apabila umat muslim melakukan ibadah atau amal kebaikan maka itu adalah bulan baik baginya.

Bulan Zulkaidah sendiri adalah bulan dimana kaum muslimin berangkat melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

“Sengsara adalah melakukan keharaman, atau misalnya berzina saja tak mau nikah, jadi jangan percaya dengan hal-hal demikian,” ucap Buya Yahya.

Sebaik-baik perkara ibadah yang dipercepat adalah yang paling baik, terlebih untuk menikah dapat menghindarkan diri dari zina.

Buya Yahya mengatakan sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW selalu berhusnudzon atau menganggap sesuatu adalah hal yang baik termasuk semua bulan.

Buya Yahya menambahkan jika seseorang tidak bisa selalu berbuat baik, maka hendaknya memohon kepada Allah secara terus-menerus agar diberikan kelapangan hati.

“Harus sadar dulu hati memiliki keinginan untuk berbuat baik, setelah itu meminta kepada Allah, mengadu kepada Allah urusan hati,” terang Buya Yahya.

Misalnya Anda muslim kaya yang belum tergerak beramal shaleh dengan harta yang dimiliki, memohon kepada Allah agar hati terbuka dan ingin berbuat kebaikan dengan harta tersebut.

Berlaku pula ketika umat Islam diuji untuk melakukan maksiat, misalnya mata sudah ingin melihat yang haram segera berdoa kepada Allah sebelum melihatnya dihentikan terlebih dahulu.

Sesuatu tidak akan langsung sampai pada pikiran dan hati kecuali melalui pintunya. Pintunya sederhana, mata dan telinga saja, kalau kita bisa menjaga mata dan telinga kita, maka akan terhindar dari godaan apapun

Doa tersebut hendaknya terus dipanjatkan sampai tampaknya bentuk taqwa kepada Allah SWT.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *