Cara Selamat dari Resep Herbal di Media Sosial

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. dr. Masrifan Djamil, MPH., MMR* (dosen pada POLTEKKES KEMENKES Semarang, pimpinan Majelis Taklim DAKWAH dari BANYUMANIK / MT DdB online, Koordinator Presidium Pengurus Pusat PDUI – Perhimpunan Dokter Umum Indonesia

Hajinews.id — Saya mendapat pertanyaan dari seorang sahabat, bagaimana pendapat saya tentang artikel di WA berjudul: TIPS CUCI GINJAL  ALAMIAH,  MUDAH  DAN SANGAT  MURAH yang ditulis (atau klaim karena kita tidak bisa konfirmasi) oleh Prof. Dr. Ir Budi Indarto.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Banyak share artikel WA yang belum tentu aman untuk dipraktekkan (dimanfaatkan) misal (banyak sekali) dalam hal herbal untuk mengobati atau menjaga kesehatan. Ada pendapat, herbal itu tidak ada efek samping seperti obat. Jangan melalaikan ilmu saudaraku semua, ada kisah seorang pemuda yang mengkonsumsi zat yang diklaim herbal, membeli dari internet (online) tahu-tahu gagal ginjal dan harus HEMODIALISIS dua kali sepekan.

Semua zat yang dimasukkan ke dalam tubuh, apakah itu makanan, minuman, obat dan herbal akan dicerna dalam saluran pencernaan dan dimetabolisme dalam sel tubuh. Selanjutnya diedarkan ke dalam darah ke seluruh tubuh. Maka kita harus mengetahui (dengan ilmu yang benar) apakah aman bagi tubuh? Apa efek sampingnya? Apa ada toksisitasnya? (efek meracuni tubuh manusia).

Artikel WA bisa dibuat oleh siapa saja, dan diberi keterangan ditulis oleh…. Namun kita tidak boleh sekedar percaya, karena kita tidak bisa mengkonfirmasinya. Mengapa? Karena meneruskan pesan/artikel/video/pesan suara amat mudah di WA. Maka Bagaimana cara menyaring artikel di WA?

Bila penulis mencantumkan lembaga dimana dia bekerja, maka kita bisa meminta konfrimasi (memverifikasi) bahwa penulis benar-benar yang men-share artikelnya tersebut, dan benar-benar bekerja di Lembaga/Unit yang disebutkan.

 

INI DIA SIKAP DAN LANGKAH UNTUK SELAMAT

 

Selain itu, untuk menapis dan menyaring kebenaran share artikel via WA kita harus mempunyai sikap/langkah sebagai berikut:

(1). Kita tidak tahu apakah penulis dalam artikel tsb benar-benar yang tertulis (dalam hal CUCI GINJAL di atas oleh Prof. Dr. Ir. Budi Indarto);

(2). Jika memang beliau yang membuat artikel, kompetensi apa yang beliau miliki? ternyata dalam hal ini beliau Insinyur. Lalu insinyurnya apa? Teknik sipil atau pertanian atau herbal medis? Kita tidak bisa bertanya.

(3). Kalau memang beliau (yang diklaim, sebagai penulis) punya kompetensi dalam kaitannya dengan HERBAL dan CUCI GINJAL, apakah ada penelitiannya yang diterima oleh ilmu kedokteran? Atau dalam rangka pendidikan? Karena kalau dalam rangka pendidikan, sudah diuji oleh dosen yang tepat, kalau S1 ada 3 penguji, S2 ada 4 penguji dan kalau S3 minimal ada 6 penguji yang ahli dalam bidang tsb (sesuai judul dan isi skripsi, tesis atau disertasi).

(4) Jika belum ada penelitian, apakah beliau merujuk kepada hasil penelitian yang ada? Dalam hal share artikel berjudul TIPS CUCI GINJAL  ALAMIAH,  MUDAH  DAN SANGAT  MURAH ini tidak ada rujukan penelitiannya;

(5). Jika memang ada penelitiannya, apakah diteliti juga aspek safety (keamanan) dan harmful (bahaya) dari penggunaan seledri (efek toksis atau TOKSISITAS / potensi keracunan dari zat dalam seledri, berapa dosis lazim atau dosis terapeutiknya, apa efek sampingnya, apa ada efek keracunan dari semua zat yang dikandung seledri;

(6) Apakah sudah ada penelitian sejenis diterapkan untuk manusia, menguatkan atau melemahkan penelitian awal tentang CUCI GINJAL yang dimaksud artikel itu;

(7) Dalam ilmu kedokteran, cuci ginjal adalah istilah Bahasa Indonesia yang mungkin tidak tepat. Cuci ginjal merupakan terjemahan dari HEMODIALISIS. Dialysis darah dengan alat/mesin dan obat/zat khusus, untuk mengeluarkan bahan sisa –waste product dari dalam darah dan zat lain yang memang ada tetapi kelebihan dalam darah (hasil) dari metabolism dalam tubuh/darah yang seharusnya dibuang melalui ginjal bersama urine (air kencing).

Jadi ginjal berperan membuang zat yang berguna tetapi kelebihan dalam darah, sehingga tidak menumpuk dalam tubuh dan justru meracuni tubuh. Pembuangan waste product / hasil metabolisme dalam tubuh ini (misal kelebihan asam urat dalam darah) dibuang tetapi disisakan dalam darah sesuai kebutuhan (otomatis, sampai kadarnya dalam darah normal dan seimbang jika tubuh kita sehat — subhanallah);

(8) Jadi kalau sehat, metabolisme tubuh baik-baik saja, ginjal normal, mampu berfungsi mengeluarkan kelebihan zat secara otomatis (disebut sebagai HOMEOSTASIS) yaitu agar fungsi tubuh normal, untuk menormalkan semua zat dan aktivitas tubuh atau organ tubuh – (subhanallah), mengapa harus dicuci ginjalnya dengan cara itu?

Bahayanya justru bisa membebani ginjal, jika tidak kuat malah bisa terjadi gagal ginjal karena salah-salah dalam memasukkan zat tambahan meskipun herbal ke dalam tubuh;

(9) Seledri telah terbukti dapat bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, sudah diteliti dan obatnya sudah beredar di apotik dan Puskesmas, sebagai salah satu obat untuk mengendalikan tekanan darah;

(10) Banyak orang bodoh bertindak seperti pinter sendiri, asal share, tidak peduli bahaya yang timbul terhadap saudaranya. Maka kitalah yang harus pinter menyaring dan menapis mana pesan/artikel WA yang sampah, mana yang benar berdasar fakta (EVIDENT BASED), sehingga benar-benar aman dan berguna. Oleh karena itu HARAM juga bagi kita men-share (melanjutkan pesan WA) jika ternyata salah atau membahayakan sesama.

Demikian sedikit tips untuk menyaring dan menapis artikel yang BANJIR di medsos, bisa diterapkan untuk selain bahan herbal/obat dalam judul artikel / tips tsb di atas. Semoga berguna untuk menjaga keselamatan kita, keluarga kita dan saudara kita (teman/saudara se tanah air). Semoga sehat selalu.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *