Kultum 133: Jariyah Itu Takkan Putus Pahalanya (1)

Jariyah Itu Takkan Putus Pahalanya
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Menurut para ulama, penghuni alam kubur (yang disebut dengan alam barzah) itu diistilahkan sebagai ‘tergadai’ di dalam kuburan mereka. Mereka dalam keadaan terputus dari amalan shalih, dan mereka hanya menunggu hari perhitungan (hisab) yang tidak diketahui hasilnya. Mereka berada dalam kesepian dan hanya amal perbuatan mereka semasa hidup di dunia yang akan menemani mereka selama di dalam kubur. Amal perbuatan itu, tentu saja amal perbuatan baik dan atau amal perbuatan buruk mereka.

Dalam keadaan yang gelap-pekap-dan-mencekam demikian ini, ada sebagian orang yang kebaikannya terus mengalir. Meskipun mereka tergelatak di dalam kubur, namun balasan pahala mereka masih terus mengalir tanpa berhenti. Lebih beruntung lagi, karena ada pahala atas amal shalih yang mereka lakukan sendiri, juga banyak orang yang meniru atau mencontoh amal shalih yang dilakukan.

Orang orang yang meniru ini mungkin anak-anaknya, mungkin cucu-cucunya, atau mungkin orang lain yang juga meniru perbuatannya. Padahal, di dalam kubur inilah pahala mereka mulai dibalas dan dinikmatinya sambil menunggu datangnya kiamat. Inilah masa-masa pensiun yang sangat indah, yang tidak bisa terbeli dengan dunia seisinya.

Sebaliknya, ada sebagian lagi penghuni kubur yang hanya membawa sedikit amal shalih yang dikumpulkan semasa hidupnya. Malangnya, di samping amal shalih yang tidak banyak itu juga ada amal perbuatan dosa. Lebih malang lagi, apabila dosa-dosa yang di samping mereka lakukan, juga banyak orang yang meniru atau mencontoh dosa yang dilakukan. Yang meniru ini mungkin anak-anaknya, mungkin cucu-cucunya, atau mungkin orang lain yang meniru perbuatannya.

Untuk kultum kali ini, kita akan bahas berbagai pahala amal shalih yang terus mengalir meski pelakunya sudah terdiam di dalam kuburnya, menunggu datangnya kiamat. Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ

مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ،

أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ،

أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ،

أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا

يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

Artinya:

Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya, (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf al-Quran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat (HR. al-Bazzar no. 7289, al-Baihaqi no. 3449, dan yang lainnya).

Dengan memahami adanya pahala jariyah ini, maka sudah saatnya kita lebih bersemangat menanam investasi pahala selama masih di dunia. Karena masa hidup di dunia  adalah kesempatan yang Allah jadikan tempat beramal. Adapun balasannya adalah nanti di alam kubur setelah kita wafat, dan di akhirat yang abadi tiada batas waktu nanti.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *