Rangkaian Masalah yang Menimpa Jamaah Calon Haji Indonesia, Ternyata Bermula dari Hal ini

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Berbagai persoalan menimpa jamaah calon haji Indonesia di Madinah.

Seperti perpindahan hotel tak lepas dari masalah tidak komitmennya maskapai penerbangan Saudia Airlines mengangkut jamaah dari sejumlah embarkasi di Indonesia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Di sisi lain, kapasitas hotel di Madinah terbatas karena kebijakan pemerintah Arab Saudi.

“Di Madinah memang ada beberapa insiden kaitan dengan pemindahan akomodasi hotel jamaah haji. Saya kira tidak berdiri sendiri, sebuah rentetan panjang dari perubahan konfigurasi ke pesawat,” kata Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat di Madinah, Minggu, 11 Juni 2023.

Arsad mengatakan, Saudia Airlines beberapa kali mengubah konfigurasi kapasitas seat dari semula 480 penumpang menjadi 405 penumpang.

“Nah yang tidak terangkut 75 penumpang pada kelompok terbang (kloter) berikutnya tidak bisa dimasukkan di hotel yang sama karena terisi jamaah negara lain, sehingga menyebabkan pemindah beberapa rombongan jamaah,” kata dia.

Arsad mengatakan, maskapai penerbangan juga kerap melakukan delay sehingga jamaah terlambat masuk ke hotel di Madinah.

“Persoalan penerbangan bukan sekali atau dua kali, ternyata beberapa kali terjadi dan itu membuat repot tidak hanya jamaah, tetapi juga panitia yang ada di sini (Madinah), ” kata dia.

Di sisi lain, karakteristik hotel di Madinah sangat terbatas.

Apalagi saat ini Pemerintah Arab Saudi sedang dalam proses pembongkaran sejumlah hotel di Madinah.

Sementara hotel baru belum ada walaupun sudah ada projek yang sedang dibangun.

“Hotel baru belum selesai, masih tahap awal pembangunan artinya bangunan yang sudah ada terbatas bahkan dikurangi sementara bangunan baru belum ada, permintaan tinggi di sisi lain kapasitas hotel terbatas,” kata dia.

Dikatakan, Saudi Airlines diduga kerepotan mendapatkan order penerbangan jamaah calon haji dari seluruh dunia.

Pasalnya, dalam ketentuan disebutkan bahwa Saudia Airlines berhak memberangkatkan 50 persen dari kuota setiap negara yang memberangkatkan haji, termasuk Indonesia.

Jika Indonesia mendapatkan kuota 229.000 jamaah pada tahun ini, maka separuhnya atau sekitar 115.000 diangkut oleh Saudia Airlines, dan sisanya oleh Garuda Indonesia.

Hal yang sama berlaku dengan pemberangkatan jamaah calon haji negara lain.

“Saudia Airlines juga mungkin terbatas pesawatnya. Dalam kontrak setiap negara pengirim jemaah harus alokasikan penerbangan yaitu 50 persen dari maskapai Arab Saudi ini juga menjadi salah satu faktor mungkin. Bayangkan ada 2,5 juta jamaah calon haji di dunia, nah sekitar 1,25 juta diangkut Saudia Airlines,” kata dia.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *