Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah tidak memberi suatu nikmat kepada seorang hamba, kemudian dia mengucapkan alhamdulillâh, kecuali Allah menilai hamba tersebut telah mensyukuri nikmat itu.
Apabila dia mengucapkan alhamdulillâh yang kedua, niscaya Allah akan memberinya pahala yang baru lagi. Apabila dia mengucapkan alhamdulillâh untuk yang ketiga kalinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqi dari Jabir bin Abdullah ra.)
Kalimat tahmid (alhamdulillâh; segala puji bagi Allah) termasuk kalimat pujian yang sangat dicintai Allah Azza wa Jalla lagi amat besar pahalanya.
Itulah mengapa, Rasulullah ﷺ bersabda, “… doa paling afdhal adalah (ucapan) alhamdulillâh.” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim, An-Nasa’i, dari Jarir bin Abdullah ra.)
Sesungguhnya, dalam ungkapan hamdalah tercakup ungkapan zikir sekaligus permohonan kepada Allah Ta’ala. Dengan demikian, seseorang yang membaca hamdalah sesungguhnya dia tengah memuji Allah Ta’ala atas limpahan nikmat-Nya.
Memuji Allah atas limpahan nikmat-Nya secara tidak langsung berarti meminta tambahan nikmat. Adapun Yang Mahakuasa telah berjanji, “Apabila kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat-Ku kepada kalian.” (QS Ibrahim, 14:7)
Team Tasdiqul Quran