Kisah Abu Nawas: Santri Abu Nawas Menang Sayembara Berkat Satu Butir Kurma

Santri Abu Nawas Menang Sayembara Berkat Satu Butir Kurma
Santri Abu Nawas Menang Sayembara Berkat Satu Butir Kurma. Foto: pixabay
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Di tengah kesibukannya, ABU Nawas selalu menyempatkan diri untuk mengajar santrinya. Setiap malam setelah Ashar, para murid dengan antusias pergi ke rumah Abu Nawas.

Ada seorang santri bernama Ahmad. Ia pendiam, namun pintar. Sampai satu ketika ada seseorang santri bertanya: Kenapa Abu Nawas begitu perhatian kepada Ahmad?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Abu Nawas menangkap ada kecemburuan di antara para santrinya. Hingga suatu ketika dia mengadakan sayembara.

“Sayembara apa tuan guru,” ujar salah seorang santrinya, seperti dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Official, Senin (12/6/2023).

“Besok kalian membawa buah kurma. Kurma yang termanis itulah pemenangnya. Sebagai hadiah akan aku beri sorban,” ujar Abu Nawas.

Mereka pun berlomba-lomba membeli kurma ke pasar. Ada juga santri yang memetik di kebun orangtuanya.

Ahmad sebagai anak yatim dan miskin hanya mempunyai tiga kurma di rumahnya. Saat di jalan, dia melihat anak kecil menangis, lalu merasa iba dan menghampirinya.

“Aku ingin makan buah kurma,” kata anak kecil itu.

Ahmad memberi satu butir kurma kepada anak kecil itu. Di tangannya tersisa dua butir kurma lagi, namun di perjalanan dirinya bertemu Abu Nawas yang menyamar sebagai seorang pengemis yang lapar.

“Aku lapar, berikanlah aku makanan,” ujar pengemis itu.

“Aku hanya ada dua butir kurma, kek,” kata Ahmad.

“Berikanlah saya satu butir, dan satunya lagi untukmu,” ujar pengemis tersebut.

Ahmad pun memberikan satu butir kurma. Ia lalu melanjutkan lagi perjalanannya.

Sayang, santri lain tidak ada yang memberikan kurma itu kala Abu Nawas menyamar sebagai pengemis di pinggir jalan.

“Enak saja ingin kurma ini! Kurma ini aku beli dengan harga yang mahal tahu, dan juga kurma ini untuk sayembara supaya aku memenangkannya,” ujar salah seorang santri kepada kakek pengemis itu.

Saat di rumah, Abu Nawas dan para santrinya memperlihatkan kurma-kurma terbaik yang dibawa.

“Ini adalah kurma terbaikku, pasti rasanya manis, dan akulah pemenangnya,” ujar salah seorang santri.

“Oh belum tentu, pasti kurmakulah pemenangnya,” ujar salah seorang santri menimpali lagi.

Tiba-tiba Ahmad datang. Ia hanya membawa satu kurma. Dirinya pun diejek. Ketika hendak membalikkan badan untuk pulang, Ahmad dicegah oleh Abu Nawas.

“Hei, Ahmad. Ke sini, jangan pulang dulu,” tutur Abu Nawas.

Abu Nawas pun bertanya, apakah mereka sudah membawa kurmanya.

“Sudah guru,” ujar mereka serempak.

Santri-santri pun meletakkan kurma tersebut satu persatu, termasuk Ahmad.

Ketika pengumuman tiba, Abu Nawas mengatakan bahwa pemenangnya adalah Ahmad. Mereka pun banyak yang protes, kurma jelek dan hanya satu butir bisa menang.

Nah, Abu Nawas pun menceritakan bahwa ia menyamar menjadi pengemis ketika mereka di perjalanan. Lalu santri yang memberikan sedekah kurma hanya Ahmad.

“Memang buah milik kalian lebih bagus dan manis daripada milik Ahmad, namun buah yang paling manis ialah kebajikan yang kita lakukan, terutama membantu orang yang kelaparan,” ungkap Abu Nawas.

Sekarang mereka paham, kenapa Abu Nawas begitu memiliki perhatian lebih kepada Ahmad. Sebab, Ahmad memiliki hati yang lapang untuk saling berbagi, meskipun dirinya sendiri sedang mengalami kesulitan.

Wallahu a’lam bisshawab.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *