Kultum 135: Berbagai Amalan yang Tak Putus Pahalanya (3)

Berbagai Amalan yang Tak Putus Pahalanya
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Selain ilmu yang bermanfaat, amalan yang pahalanya tidak terputus meski pelakunya sudah mati, adalah mengalirkan sungai yang mati. Jadi, jika ada sungai yang airnya mati atau tertahan, maka perlu dibuat mengalir. Dengan demikian, air tersebut bisa mengalir ke tempat-tempat pemukiman atau kebutuhan lain, sehingga akan banyak orang yang bisa memanfaatkannya.

Meski terdengar sepele, kebaikan dari amalan yang mulia ini sungguh besar. Bagaimana tidak. Aliran air akan memudahkan manusia memperoleh air yang merupakan kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan manusia. Seorang syaikhul Islam bernama Dr. Abdurrazaq mengatakan bahwa, serupa dengan amalan ini adalah membangun penampungan air di tempat-tempat yang dibutuhkan manusia.

Selain itu, amalan yang juga tidak putus pahalanya meski pelakunya sudah mati adalah menggali (membuat) sumur. Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

بَيْنَا رَجُلٌ بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ

فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ، ثُمَّ

خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ

الْعَطَشِ ، فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا

الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ

بَلَغَ مِنِّي ، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَا خُفَّهُ مَاءً

فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ،

قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّه وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ

لَأَجْرًا ؟ فَقَالَ : فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ

رَطْبَةٍ أَجْرٌ

Artinya:

Suatu ketika ada seorang lelaki yang merasakan sangat kehausan, lalu ia menjumpai sebuah sumur. Dia pun turun, lalu meminum airnya. Setelah itu ia naik lagi. Sesampainya di atas, dia melihat seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya memakan tanah yang lembab saking hausnya. Lelaki itu mengatakan, ‘Anjing ini pasti merasa sangat kehausan sebagaimana hausku tadi’. Lalu ia kembali turun ke dalam sumur dan memenuhi sepatunya dengan air. Setelah itu ia beri minum anjing tersebut. (Oleh karena perbuatannya) Allah pun bersukur kepadanya dan mengampuninya. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah perbuatan baik kita terhadap hewan mendapat ganjaran pahala?” Rasulullah menjawab, “Ya, pada setiap nyawa itu ada ganjaran pahala (HR. Muttafaqun ‘alaihi).

Pelajaran yang patut kita ambil dari kisah pengelana dan anjing yang kehausan tadi adalah sebagai berikut. Kalau hanya dengan memberi minum seekor anjing yang kehausan saja bisa menyebabkan semua dosa seseorang diampuni, bagaimana pula dengan orang yang membuat sebuah sumur? Padahal, sumur pasti bisa dimanfaatkan oleh banyak orang. Sudah tentu pahalanya akan jauh lebih besar.

Ada lagi amalan yang pahalanya juga tidak akan terputus meskipun pelakunya sudah meninggal, yaitu menanam pohon kurma. Lantas pertanyaannya adalah, mengapa kurma? Seperti yang kita tahu, kurma adalah pohon yang paling utama dan paling bermanfaat untuk manusia. Maka barangsiapa yang menanam kurma lalu membagikan buahnya kepada kaum Muslimin, maka pahalanya akan ia dapatkan dari setiap butir kurma yang dimakan. Lebih dari itu, setiap orang ataupun hewan bisa memperoleh manfaat dari buah kurma.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *