Kultum 140: Jangan Terlalu Bersedih atas Musibah

Jangan Terlalu Bersedih atas Musibah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Sudah tentu bahwa jika seseorang tertimpa musibah, siapapun dia, pasti akan merasa bersedih. Akan tetapi, kesedihan itu hendaknya tidak berlebihan. Tidak pula kesedihan itu sampai membuat seseorang menjadi frustasi dan merasa kehilangan segalanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ

وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى

وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ،

إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Artinya:

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan dan penyakit (yang terus menimpa), kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya (HR. Bukhari).

Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari hadits di atas. Pertama, mungkin saat ini sebagian dari kita dirundung duka karena musibah tertentu. Tetapi seharusnya tidak membuat kita merasa sedih berlarut-larut. Kita harus ingat bahwa kondisi kita tidak selamanya harus dalam suka dan bahagia. Kita kadang perlu merasakan duka, gar kita juga tahu jika hal ini dirasakan oleh orang lain.

Kedua, takdir Allah Subahanhu wata’ala sudah diatur dengan begitu baik. Artinya, jika kita hanya memandang dari satu sisi, tentu saja musibah itu terasa tidak enak. Namun, marilah kita mencoba memandangnya dari sisi lain. Dari sana kan kita temukan bahwa Allah punya maksud tersendiri terhadap musibah yang menimpa kita.

Untuk meyakinkan diri kita akan hal tersebut, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam telah bersabda sebagaimana pada bagian akhir hadits di atas,

إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Artinya:

Melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya (HR. Bukhari). Jadi, dengan musibah yang menimpa kita itu, Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan (dosa) kita.

Mari sekali lagi kita perhatikan bagaimana janji Allah kepada kita, “Dosa-dosa kita akan berguguran satu demi satu”. Jadi, kita tidak perlu bersedih. Atau lebih jelasnya, kita sudah barang tentu bersedih.

Namun dengan musibah dan kesedihan itu, kita harus segera ingat bahwa itu adalah dari Allah untuk mengingatkan kita agar kita mengingat Allah dan mengembalikan semua apa yang terjadi kepada-Nya. Dengan cara inilah Allah akan menggugurkan dosa-dosa kita, insyaAllah.

Bahkan dalam sebuah ayat, Allah Subhanahu wata’ala berfirman, فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا “Maka sesungguhnya sesudah kesulitan, ada kemudahan”. Jadi, di balik datangnya kesulitan ada kemudahan. Sebagian ulama bahkan menterjemahkan ayat tadi dengan mengatakan, “bersama kesulitan itu datang kemudahan”.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *