Hantu Politik Identitas

Hantu Politik Identitas
Anies Rasyid Baswedan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Meski demikian, Anieslah yang distigma sebagai pelaku politik identitas. Padahal Anies adalah gubernur yang sama sekali tidak memihak. Selama lima tahun memimpin DKI Jakarta, Anies memperlakukan semua pihak sama dan sederajat. Anies tidak membedakan suku, etnis dan agama penduduk ibukota Jakarta dalam setiap kebijakan yang diterapkannya. Anies mengayomi setiap kelompok. Baik suku, etnis maupun agama.

Background Politik

Tidak bisa dipungkiri, Anies memang memiliki background sosial politik yang jelas. Pertama, bahwa dia beragama Islam. Tidak hanya sekadar beragama, melainkan taat beragama. Menjalankan seluruh ajaran Islam dengan konsekuen. Menuruti perintahnya dan meninggalkan larangannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kedua, keterpilihannya sebagai Gubernur DKI Jakarta bertepatan dengan adanya tudingan Ahok melakukan pelecehan agama. Setelah dia terpleset lidah mengutip ayat Alqur’an surah Almaidah 51 dalam sebuah komentarnya. Yang membuat umat Islam dalam aksi bela Islam 212 bergerak melakukan demo berjilid-jilid, dengan tuntutan agar dia diadili. Yang berujung kemenangan Anies-Sandi dan kekalahan Ahok-Jarot.

Bahkan gubernur petahana yang bulat-bulat didukung Presiden Jokowi itu tidak hanya kalah dalam pilkada, tapi juga diadili. Lalu dipenjarakan karena kasus pelecehan agama.

Ketiga, walaupun sempat terpilih sebagai juru bicara kampanye Jokowi-Jusuf Kala (JK) menyongsong Pilpres 2014 dan diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, namun faktanya Anies di-reshuffle Jokowi. Alasannya, karena Jokowi ingin memenuhi tuntutan Muhammadiyah. Ketika NU sudah dapat jatah menteri, sedangkan Muhammadiyah belum. Dan organisasi massa Islam yang memiliki banyak sekolah itu menginginkan posisi kemendikbud yang sudah diduduki Anies.

Jadi pencopotan dirinya bukan karena kinerjanya buruk. Tapi karena situasi dan kondisi yang ada di lapangan. Sebagai Mendikbud bahkan Anies disebut-sebut merupakan salah satu menteri dengan kinerja terbaik.

Dengan background sosial politik di atas, dapat ditebak, kelompok mana sajakah yang tidak suka Anies. Di tengah berkembangnya pandangan dan sikap Islamofobie di era Jokowi, jelas orang yang memiliki background seperti Anies tidak dikehendaki. Bahkan harus dilawan. Apalagi dia dianggap sebagai anti-tesa Jokowi. Harus dicap radikal. Dituding didukung oleh para anggota HTI dan FPI yang sudah dibubarkan pemerintah. Apalagi sebagai pemilik darah keturunan Arab, ia dianggap pantas disebut kadrun, Arab Yaman dan sebagainya.

Lalu bagaimana bila disebutkan pula bahwa sekarang cucu Pahlawan Nasional AR Baswedan itu sedang menunaikan ibadah haji? Dan keberangkatannya ke tanah suci adalah atas undangan Kerajaan Arab Saudi. Pertanyaannya lagi: Kenapa Anies? Kenapa Bacapres lain seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo tidak mendapatkan undangan yang sama?

Umat Islam sebagai bagian terbesar pemilih dalam pilpres 2024 mendatang mestinya cerdas melihat kenyataan ini.

Tudingan yang Keliru

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *